Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Pengunjung Kian Sepi Omzet Anjlok Hingga 50 %, Ratusan Pedagang Pasar di Sragen Menjerit

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat blusukan pasar di Pasar Bunder, Sragen, Jumat (15/11/2019). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Kalangan pelaku pasar dan pedagang di pasar tradisional Sragen menjerit. Pasalnya dalam beberapa waktu terakhir, tren pengunjung dan transaksi yang ada di pasar makin merosot.

Bahkan penurunan omzet pedagang bisa mencapai angka 50 persen dibanding sebelum-sebelumnya.

Jeritan pedagang itu terungkap saat kunjungan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan jajaran pejabat ke Pasar Bunder dan Pasar Kota Sragen, Jumat (15/11/2016). Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Kota Sragen, Mario mengatakan penurunan omzet itu dirasakan mulai Bulan Agustus.

Kian hari arus pengunjung ke pasar utamanya Pasar Kota Sragen, makin terasa sepi.

“Sejak suro itu sampai sekarang pasar ini benar-benar makin sepi. Sekarang yang datang ke pasar kota itu hanya orang-orang pelosok dan petani saja. PNS sangat sedikit sekali,” paparnya kepada wartawan, Jumat (15/11/2019).

Ia menguraikan sepinya pengunjung pasar berdampak signifikan menurunkan omzet. Di Pasar Bunder dan Kota, ada ratusan pedagang yang berjualan.

Bahkan dalam beberapa waktu terakhir, banyak pedagang yang tak buka dasar meski seharian menunggu dagangannya.

“Saya sendiri sampai sesore ini juga belum buka dasar. Hampir semua pedagang ngeluh ke saya, Pak kok pasar makin hari makin sepi. Tapi ya mau gimana lagi, warga kecil kan bisanya cuma ngudarasa Mas,” terangnya.

Ia menengarai sepinya pasar tradisional itu dipengaruhi banyak faktor. Selain sepinya perekonomian, banyaknya toko modern dan situs belanja online serta dampak kekeringan yang melanda Sragen, menjadi pemicu makin merosotnya daya beli di pasar tradisional.

Fenomena makin sepinya pasar itu selaras dengan data di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sragen. Kepala Disperindag Sragen, Tedi Rosanto menyebutkan, penurunan omzet memang terjadi hampir di seluruh pasar tradisional di Sragen.

Rata-rata tingkat penurunan, tercatat hingga 30 persen sampai 50 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Trennya memang menurun. Paling parah terjadi di Pasar Sumberlawang, dimana pedagang di sana mengeluhkan penurunan omzet hingga 50 persen. Gerakan ini kita lakukan, untuk meramaikan lagi pasar tradisional. Tidak hanya ASN, kami harapkan juga mampu menular ke seluruh lapisan masyarakat,” terang Tedi.

Ia menyebut lesunya pasar tradisional, terjadi karena masyarakat semakin enggan berbelanja ke pasar. Hal itu diperparah dengan maraknya pedagang keliling menggunakan sepeda motor, yang turut menjadi faktor penyebab turunnya omzet di pasar tradisional.

“Gerakan belanja bersama ke pasar tradisional ini akan kita lakukan tiap hari Jumat. Ini sebagai trigger saja, kita harapkan bisa menjadi gaya hidup para ASN untuk kembali berbelanja di pasar tradisional,” kata Tedi.

Menyikapi fenomena itu, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati kemudian mengerahkan aparatur sipil negara (ASN) untuk berbelanja di pasar-pasar tradisional dengan Gerakan yang dilabeli ‘Ayo Belanja Bersama ke Pasar Tradisional’ ini dilakukan untuk merespon anjloknya omzet pasar-pasar tradisional.

Bersama puluhan ASN, Yuni, panggilan akrab bupati, berbelanja ke Pasar Bunder dan Pasar Kota Sragen.

“Ini beberapa kali ada keluhan omzet menurun. Saya inisiasi menggerakkan para ASN untuk belanja ke pasar (tradisional). Daripada Sabtu Minggu ke mall, kalau begini kan gaungnya terdengar. ASN saja ke pasar, semoga bisa diikuti oleh masyarakat umum,” ujar Yuni, kepada wartawan di Pasar Bunder.

Gerakan ini, akan menyasar ke seluruh daerah di Sragen. Dirinya juga telah memerintahkan Camat dan Kepala Desa, untuk turut melakukan gerakan berbelanja ke pasar tradisional. Wardoyo

 

Exit mobile version