JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Serikat Pekerja Pertamina Tolak Ahok Jadi Bos BUMN, Luhut: Menolak Orang Baik Masuk Justru Perlu Dipertanyakan

   
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan seusai menggelar rapat bersama sejumlah stakeholder di kantornya, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (25/7/2019) petang / tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM
Rencana kehadiran Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Komisaris Utama di PT Pertamina memunculkan gejolak penolakan dari Serikat Pekerja (SP) di perusahaan pelat merah tersebut.

Menanggapi penolakan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan justru mempertanyakan  penolakan oleh Serikat Pekerja Pertamina tersebut.

“Kalau ada orang baik mau masuk (Pertamina) lalu ada yang tidak setuju, yang tidak setuju perlu dipertanyakan,” ujar Luhut di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (15/11/2019) petang.

Luhut mengatakan, Ahok adalah tokoh publik dengan karakter yang lurus alias antikorupsi. Ia lalu curiga seumpama ada pihak-pihak yang enggan Ahok menjabat di Pertamina.

Baca Juga :  Jimly Asshiddiqie Ajak Semua Pihak Move On dan Menerima Usai Putusan MK

Luhut menduga pihak yang menolak tersebut tidak setuju bila Pertamina mengalami pembenahan manajemen.

“Orang baik mau bikin lurus, tapi ada yang enggak mau. Berarti yang (menolak) ini (artinya) enggak mau dibersihin,” ucap Luhut.

Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu Arie Gumilar sebelumnya terang-terangan menolak Ahok menjadi bos perusahaan pelat merah itu.

Dalam pesan pendek kepada Tempo, Arie menyatakan Ahok adalah tokoh yang kesohir kerap membuat kegaduhan.

“Kami semua tahu bagaimana track record sikap dan prilaku yang bersangkutan, yang selalu membuat keributan dan kegaduhan dimana mana, bahkan sering kali berkata kotor,” katanya, Jumat petang.

Baca Juga :  Pengamat: Puan Maharani Jadi Pintu Masuk Prabowo Rangkul PDIP

Ia khawatir karakter Ahok yang dia nilai menggebu-gebu ini akan berdampak pada organisasi Pertamina.

Ia juga was-was ke depan hal ini bakal mempengaruhi distribusi energi dan pelayanan BBM kepada masyarakat.

“Kami menilai sisi mudaratnya lebih besar daripada sisi manfaatnya,” tuturnya.

Koran Tempo edisi Kamis (14/11/2019) sebelumnya menulis Ahok disinyalir bakal menjadi calon kuat Komisaris Utama Pertamina.

Dua sumber Tempo di internal Kementerian BUMN menyatakan bahwa Presien Joko Widodo (Jokowi) sendirilah yang meminta Ahok menjabat sebagai bos BUMN.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com