JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

18 Warga Sragen Meninggal Terserang AIDS. Dinas Sebut Angka Kasus Terus Meningkat, Total Ada 1.171 Penderita HIV/AIDS

Agus Sudarmanto. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Sebanyak 18 warga Sragen dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit HIV/AIDS. Tak hanya itu, jumlah kasus penderita penyakit mematikan itu kini sudah mencapai 1.171 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Hargiyanto mengungkapkan 18 korban meninggal itu merupakan akumulasi kematian akibat AIDS sejak Januari hingga Oktober 2019.

Dua kasus kematian terakhir terjadi pada bulan Oktober lalu. Sementara antara Januari hingga September, angka korban meninggal akibat AIDS mencapai 16 orang.

“Sampai saat ini, jumlah korban meninggal akibat HIV/AIDS sudah 18 orang,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (4/12/2019).

Kabid P2PL DKK Sragen, Agus Sudarmanto menguraikan berdasarkan data akhir September, jumlah kasus HIV/AIDS di Sragen mencapai 1.171 orang. Jumlah itu merupakan akumulasi dari tahun 2000 hingga 2019.

Baca Juga :  Tingkatkan Pembangunan Desa Toyogo Sragen, Blesscon Kucurkan Dana CSR

Untuk tahun 2019, jumlah kasusnya tercatat sebanyak 165 kasus dengan rincian 124 HIV dan 41 AIDS.

Sementara di 2018, jumlah kasus total selama setahun mencapai 227 kasus dengan 10 korban meninggal.

Agus mengakui dari segi jumlah, kasus AIDS di Sragen memang menunjukkan tren meningkat dari tahun ke tahun.

Namun peningkatan itu bisa dilihat dari aspek positif maupun negatif.

“Dari aspek negatif, kenaikan itu mengasumsikan kasusnya tambah. Tapi sisi positifnya, bisa saja kenaikan kasus itu karena makin aktifnya finding (pencarian) lewat deteksi dini dengan VCT mobile, konseling testing dari petugas. Sehingga jumlah yang diperiksa makin banyak, karenanya dimungkinkan kasus yang ditemukan juga tambah banyak,” urainya.

Menurut Agus, angka kasus yang terdata memang kumulatif dari pertama kali ditemukan hingga saat ini.

Hal itu dikarenakan orang dengan HIV AIDS (ODHA) akan terus tercatat di data sebelum mereka pindah atau meninggal dunia.

Baca Juga :  OPTIMALISASI LORONG SEKOLAH MENJADI LORONG LITERASI

Perihal meningkatnya jumlah korban meninggal, ia menyebut perlu pencermatan kasus per kasus. Dimungkinkan peningkatan itu karena adanya infeksi oportunistik atau penyakit penyerta yang diderita ODHA.

“Mungkin juga menderita TBC atau Kanker sehingga memicu ODHA mengalami kematian. Karena secara karakteristik, HIV/AIDS itu tidak membunuh tapi membuat kita gampang dibunuh. Ini karena HIV/AIDS itu menyerang dan melumpuhkan sistem kekebalan tubuh,” tukasnya.

Ditambahkan, upaya pencegahan juga terus digencarkan. Bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), dinas terus menggencarkan sosialisasi bahaya AIDS, pemeriksaan dan deteksi dini serta pemberian layanan pemeriksaan dan pengobatan bagi mereka yang ditemukan positif.

“Yang ketemu (positif), bisa langsung ditangani dengan diobati ARV dan kalau rutin pengobatan, bisa survive,” tukasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com