Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Sosialisasi Pengadaan Tanah Jalan Tol Yogyakarta-Solo, Dispertaru DIY Minta Warga Tak Mudah Lepas Lahan

PPK Pengadaan Tanah Tol Yogyakarta-Solo dan Yogyakarta-Bawen Wijayanto (kiri) dan Kepala Dispertaru DIY Krido Suprayitno (kanan). TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando

SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Untuk pertama kalinya Pemprov DIY menggelar sosialisasi terkait pengadaan tanah untuk jalan Tol Yogyakarta-Solo, Rabu (04/12/2019) pagi.

Sosialisasi dilakukan oleh Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) DIY dan menyasar pada warga di Desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman.

Kepala Dispertaru DIY, Krido Suprayitno menegaskan trase Tol Yogyakarta-Solo sudah pasti dan tidak akan mengalami perubahan.

Lantaran sudah pasti, Krido meminta warga tidak mudah melepas atau menjual lahan miliknya yang belum tertentu terdampak jalur tol.

“Jangan mudah melakukan transaksi jual-beli tanah di bawah tangan, sebab akan terjadi kendala setelahnya,” kata Krido usai sosialisasi di Balai Desa Bokoharjo, Prambanan pada Rabu (04/12/2019).

Selain itu, Krido meminta warga yang lahannya terdampak tidak perlu menerbitkan sertifikat tanah baru.

Sebab nantinya akan ada pengukuran ulang oleh tim lapangan, untuk memastikan luas lahan yang terdampak proyek tersebut.

“Nanti pemilik tanah harus mendampingi tim lapangan untuk memberikan informasi rinci mengenai luas tanahnya,” jelas Krido.

Setelah sosialisasi bagi warga Bokoharjo hari ini, Krido mengatakan pihaknya memberikan waktu bagi pemilik tanah untuk melakukan sinkronisasi dan validasi data tanah dan bangunannya.

Tim Satgas Lapangan yang akan melakukan pengecekan nantinya dipimpin langsung oleh Kepala Desa Bokoharjo.

Sementara PPK Pengadaan Tanah Tol Yogyakarta-Solo dan Yogyakarta-Bawen, Wijayanto mengharapkan proses pengadaan tanah bisa lebih cepat dilakukan.

“Jika tidak ada kendala, proyek pembangunan tol bisa dilakukan mulai Juni atau Juli 2020 hingga rampung pada 2023 mendatang,” kata Wijayanto.

Exit mobile version