Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Awas, 22 Warga Sragen Terdeteksi Suspect DBD, Satu Penderita Dinyatakan Positif. Dinas Serukan Gencarkan Pemberantasan Sarang Nyamuk

Ilustrasi petugas di Bangsal Anggrek RSUD Sragen saat memeriksa salah satu pasien anak yang terdiagnose DB Rabu (16/1/2019). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Memasuki dua pekan pertama di awal Januari 2020, wabah demam berdarah dengue (DBD) di Sragen mulai berjangkit.

Meski tak separah tahun sebelumnya, penyakit DBD di awal tahun ini sudah mulai mengancam. Data di dinas kesehatan kabupaten (DKK) setempat, hingga dua pekan di Bulan Januari ini, tercatat ada 22 warga yang terdeteksi suspect DBD.

Namun dari jumlah itu, hanya satu penderita yang dinyatakan positif DBD. Kepala DKK Sragen, Hargiyanto melalui Sekdin, Fanni Fandani mengungkapkan berdasarkan catatan, hingga pekan kedua Januari ini, total ada 22 suspect DBD yang dilaporkan ke DKK.

Suspect itu didasarkan atas laporan awal Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KDRS). Namun setelah dilakukan pengecekan dengan sistem aplikasi DBD Elektronik yang ada di DKK, hanya satu orang yang dinyatakan positif DBD.

“Yang lainnya berarti bukan DBD dan bukan pula DD. Biasanya dari rumah sakit kalau ada laporan pasien dengan gejala klinis mengarah DBD, lalu dilaporkan suspect DBD. Nah, di DKK nanti kita masukkan ke aplikasi DBD elektronik akan bisa diketahui apakah diagnosenya positif DBD atau bukan,” paparnya ditemui di ruang kerjanya, Rabu (15/1/2020).

Fanni menguraikan jika dibandingkan periode yang sama di 2019, angka DBD tahun ini cenderung turun. Tahun lalu, selama bulan Januari, total ada 41 kasus positif DBD.

Sedangkan tahun ini, separuh jalan di bulan Januari, baru satu kasus yang dinyatakan positif. Kendati demikian, hal itu bukan berarti membuat pencegahan DBD bisa diabaikan.

Sebaliknya, ia tetap menekankan dan mengimbau kepada masyarakat untuk terus menggencarkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin dan menyeluruh. Sebab hanya dengan PSN, akan bisa mencegah berjangkitnya nyamuk dan vektor penyebab DBD.

Kabid P2P DKK Sragen, Sri Subekti mengakui meski angka kasus menunjukkan tren penurunan, masyarakat diharapkan tetap secara sadar melakukan PSN di lingkungan dan rumah masing-masing.

Sebab, fakta di lapangan, tingkat kesadaran masyarakat untuk melakukan PSN masih labil dan perlu ditingkatkan.

“Harus didorong terus. Karena kadang kemauan masyarakat untuk secara sadar melakukan PSN itu masih harus dioyak-oyak. Kita juga setiap Jumat, rutin mengelar PSN. Dan setiap Puskesmas juga turun ke wilayah untuk menggerakkan PSN,” terangnya.

Ia menguraikan PSN perlu digencarkan mengingat biasanya DBD berjangkit di musim-musim penghujan. Khusus untuk daerah yang terkendala air utamanya di Sragen Utara, masyarakat disarankan senantiasa mengecek dan menguras tandon-tandon air karena rawan menjadi tempat bertelur nyamuk dan perkembangbiakan jentik.

“Lalu yang kadang terlupakan tapi justru banyak jadi tempat jentik itu adalah tempat minum burung dan vas bunga yang ada airnya. Beberapa temuan kami, jentik banyak ditemukan di tempat itu,” tukasnya.

Ia sangat berharap dengan gerakan PSN secara rutin dan serentak, bisa mencegah perkembangbiakan nyamuk. Sehingga wabah dan kasus DBD bisa ditekan dan semakin menurun dari waktu ke waktu. Wardoyo

Exit mobile version