Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Baru Kelar, Proyek Embung Rp 4 Miliar di Kedawung Sragen Sudah Ambyar Diterjang Hujan. Masyarakat Soroti TP4D Kejaksaan dan Pengawas Dinas ke Mana?

Proyek Embung Kedung Jeruk di Pengkok Kedawung yang baru selesai dibangun dan sudah ambrol, Minggu (5/1/2020). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Bangunan embung Kedung Jeruk di Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, Sragen menuai sorotan.

Pasalnya, bangunan embung yang dibangun dengan dana hampir Rp 4 miliar di 2019 itu dilaporkan ambrol diterjang hujan deras beberapa hari lalu.

Tidak hanya itu, bangunan talud yang menopang embung juga sudah retak dan di ambang ambrol. Padahal, proyek embung itu barusaja selesai dibangun beberapa pekan lalu.

Menurut Kades Pengkok, Sugimin Cokro, bangunan embung itu ambrol beberapa hari lalu akibat guyuran hujan deras dengan intensitas tinggi.

Ia tak mengetahui persis bangunan embung itu proyek dari dana apa. Akan tetapi Kades yang barusaja dilantik itu memastikan bahwa itu bukan proyek dari desa.

“Yang lebih tahu Kades yang lama. Tapi yang jelas ini proyek tahun 2019 dan belum lama selesai. Kemarin ambrol karena hujan deras beberapa hari itu. Kalau anggarannya, kami dengar hampir Rp 4 miliar, tepatnya Rp 3,98 miliar sekian,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (5/1/2020).

Sugimin menuturkan ambrolnya embung memang tidak akan berdampak langsung terhadap permukiman atau warga. Hanya saja, hal itu juga mendatangkan kekhawatiran terutama jika nanti sudah berisi air.

“Kemarin kami bersama BPD Desa juga sudah mengecek kondisi embung dan titik yang ambrol. Sementara kami juga bingung mau melapor ke mana karena status proyeknya apakah dari dana provinsi atau kabupaten,” terangnya.

Bangunan talud sudah retak dan ambyar. Foto/Wardoyo

Salah satu tokoh, Suyadi Kurniawan yang turut mengecek kondisi embung, menyayangkan ambrolnya bangunan yang baru seumur jagung itu.

Ia menyoroti ambrolnya embung adalah bukti buruknya pengerjaan dari rekanan pelaksana. Selain itu, ambrolnya embung juga menunjukkan lemahnya pengawasan dari dinas terkait yang ditunjuk mengawasi proyek.

“Sangat disesalkan bangunan hampir Rp 4 miliar, kondisinya asal-asalan. Baru kena hujan beberapa kali saja sudah ambrol. Ini bukti kalau rekanan yang mengerjakan tidak kualified, dinas yang menunjuk juga tidak komitmen. Sehingga kualitas pekerjaan nggak mutu,” tukasnya.

Papan pengawasan TP4D Kejaksaan yang disorot masyarakat. Foto/Wardoyo

Ia juga mempertanyakan kinerja pengawas proyek yang ditunjuk. Terlebih, proyek itu juga mendapat pendampingan dari TP4D Kejaksaan.

“Heran saja, pengawasnya sebenarnya kerja atau nggak. Kalau diawasi, mestinya dari awal begitu ada pekerjaan yang nggak beres atau kurang kan bisa ditegur. Hasilnya pasti nggak akan begini, ini seperti sia-sia saja uang Rp 4 miliar dibuat embung malah ambyar. Kami juga mempertanyakan pengawasan dari TP4D kejaksaan. Sudah dikawal kejaksaan, hasilnya kok masih begini. Lha kalau ada penyimpangan terus mengadu ke siapa,” tandasnya. Wardoyo

Exit mobile version