JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Internasional

Buat Humor Terkait Konflik Iran – AS di Facebook, Profesor di AS Ini Dipecat

Asheen Phansey.[Babson College] / tempo.co
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Bercanda di media sosial tentu harus tetap bijak. Jika tidak, bisa celaka. Tak hanya di Indonesia yang telah menerapkan undang-undang ITE.

Seorang profesor kontrak di Massachusetts ini dipecat gara-gara bercanda dengan menggunakan konflik Iran-Amerik Serikat (AS) sebagai bahannya.

Pencopotan itu terjadi Kamis (9/1/2020) kemarin setelah melontarkan lelucon di Facebook dengan menyarankan Iran mengebom situs budaya Amerika Serikat, di tengah ketegangan dua negara pasca-kematian Qassem Soleimani.

Profesor bernama Asheen Phansey itu menulis di halaman Facebook pribadinya pada 5 Januari bahwa pemimpin tertinggi Iran harus “men-tweet daftar 52 situs warisan budaya Amerika tercinta yang akan ia bom”.

Dia menyarankan Mall of America di Minnesota dan kediaman Kardashian sebagai target.

Dikutip dari New York Times, 13 Januari 2020, unggahan itu adalah tanggapan atas komentar Presiden Trump bahwa ia akan menargetkan situs budaya Iran jika Iran membalas Amerika Serikat karena membunuh salah satu jenderalnya.

Pentagon kemudian menyangkal akan menyerang situs budaya Iran karena dilarang menurut hukum internasional.

Phansey kemudian menghapus unggahannya, tetapi gambarnya telah diambil dan kini viral di media sosial.

“Mengapa @Babson ‘College’ memiliki pendukung teroris yang membenci Amerika di daftar gaji mereka. Tanyakan kepada mereka!” Kata salah satu tweet yang dibagikan secara luas.

Phansey menerima gelar master dalam administrasi bisnis pada 2008 dari Babson College, sebuah sekolah bisnis swasta di Wellesley, Massachusetts, di dekat Boston, yang memiliki sekitar 3.000 mahasiswa.

Dia menjadi profesor kontrak di kampus tersebut pada tahun itu, menurut profil LinkedIn-nya.

Pihak kampus Babson College segera mengetahui komentar Phansey dan menangguhkannya.

Babson mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu bahwa mereka mengutuk segala jenis kata-kata yang mengancam dan tindakan yang memaafkan kekerasan.

“Unggahan dari anggota staf di halaman Facebook pribadinya jelas tidak mewakili nilai-nilai dan budaya Babson College,” katanya.

Setelah penangguhannya, Phansey mengatakan ia menyesali selera humornya yang buruk.

“Sebagai orang Amerika, lahir dan besar (di Amerika), saya mencoba menyandingkan ‘situs budaya’ kami dengan gereja dan masjid Iran kuno,” katanya, seraya menambahkan bahwa ia menentang kekerasan.

“Saya menyesal humor ceroboh saya ditafsirkan sebagai ancaman.”

Keesokan harinya, sekolah mengumumkan telah memecat Phansey.

“Berdasarkan hasil penyelidikan, anggota staf tidak lagi menjadi karyawan Babson College,” kata kampus.

Phansey mengatakan dia kecewa dan sedih dengan pemecatannya.

“Hanya karena orang-orang dengan sengaja salah menafsirkan lelucon yang saya buat kepada teman-teman di Facebook,” katanya.

“Saya akan berharap bahwa Babson, sebuah institusi pendidikan tinggi yang saya cintai dan yang telah saya berikan kontribusi yang banyak, akan membela dan mendukung hak saya untuk kebebasan berbicara,” katanya.

“Di luar situasi saya sendiri, saya benar-benar khawatir tentang kemampuan kita sebagai orang Amerika untuk terlibat dalam wacana politik tanpa menganggap yang terburuk tentang satu sama lain.”

Babson menolak berkomentar pada hari Sabtu.

Pengacara Phansey, Jeffrey Pyle, mengatakan alasan pemecatan Phansey adalah bahwa ia melanggar kebijakan media sosial yang melarang ancaman kekerasan, dan itu tidak mungkin dibaca sebagai ancaman.

“Saya katakan itu dalih karena mereka memecatnya untuk menghentikan kritik di media sosial,” kata Pyle.

Foundation for Individual Rights in Education, yang membela hak-hak mahasiswa dan anggota fakultas di perguruan tinggi dan universitas, mengatakan pada hari Sabtu bahwa unggahan Profesor Phansey adalah hiperbola retorika yang jelas.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com