Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Cerita Mobil Dinas Jeep Rubicon Rp 1,98 Miliar Bupati Karanganyar Kena Apes. Baru Lewat Sungai, Sudah Gagal Nanjak dan Gardannya Kena

Mobil Dinas Jeep Rubicon AD 1 F milik Bupati Karanganyar, terpakir di ruang lobi kantor Pemkab, Senin (30/12/2019). Foto/Wardoyo

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM  – Mobil Dinas baru Jeep Wrangler Rubicon seharga Rp 1,98 miliar milik Bupati Karanganyar, tak henti menyajikan cerita.

Sayangnya, kali ini, mobil dinas gress warna oranya mentereng itu kurang beruntung. Saat dipakai untuk meninjau proyek pembangunan Waduk Jlantah di Desa Karangsari, Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (3/1/2020), mobil itu sedikit mengalami masalah.

Ceritanya, mobil itu kemarin digunakan untuk meninjau pembangunan Waduk Jlantah. Rupanya, orang nomor satu di Pemkab Bumi Intanpari itu ingin menunjukkan Mobdin Rubicon yang selama ini jadi sorotan itu.

Bupati Yuli pun memilih mengemudi sendiri tanpa sopirnya. Ia mengaku sengaja ingin mencoba offroad di medan ringan dengan menggunakan Rubicon baru itu.

Nahas, saat melewati sungai yang berada di kawasan waduk, cerita pun jadi lain.

Siap sangka, mobil jeep super mewah itu tersengal-sengal. Si Rubicon mendadak mogok dan gagal naik. Walhasil, mobil tersebut terpaksa ditarik dengan menggunakan ekskavator.

Kepada wartawan, Juliyatmono mengatakan kondisi medan di situ cukup curam dan terdapat banyak bebatuan.

Sehingga gardan mobil dinas barunya mengenai gardan mobil akibatnya tidak bisa berjalan.

“Medannya agak curam. Tadi saya teruskan glek, glek, glek. Gardannya kena (batu),” ujar bupati.

Dia mengatakan, dirinya ingin menjajal Jeep Rubicon dengan melewati rute offroad ringan saat meninjau pembangunan waduk. Sehingga dirinya memilih untuk mengemudikan sendiri mobil itu.

“Saya ingin menjajal offroad. Kalau sopir nggak bakal berani,” lanjutnya.

Waduk Jlantah yang kini dalam proses pembangunan itu memang digadang-gadang menjadi waduk yang memiliki multiplayer effect bagi Karanganyar.

Selain menjadi penampung air untuk pertanian, kehadiran waduk itu diharapjan nantinua juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan wisata, pertanian, dan pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Karanganyar.

Pembangunan Waduk Jlantah sendiri sempat menemui kendala dalam pembebasan lahan. Puluhan warga bahkan sempat demo karena menolak harga yang dipatok tim appraisal.

Namun belakangan mereka akhirnya luluh setelah harga tanah dinaikkan dari Rp 100.000 menjadi Rp 250.000-Rp 275.000. Wardoyo

Exit mobile version