Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Geram Proyek Jalan Rp 1,9 M Gagal Selesai dan Terbengkalai, Warga Ngrampal dan Sragen Kota Rame-rame Buka Besi Untuk Buat Jalan Sendiri

Warga Kedungupit Sragen dan Gabus Ngrampal bergotong-royong membuka besi pembatas proyek demi bisa membuat akses jalan yang tertutup gara-gara proyek jalan Baok-Karangudi dari APBD 2019 yang gagal selesai dan malah terbengkalai, Kamis (2/1/2020). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Sejumlah warga dua dukuh di Ngrampal dan Sragen Kota rame-rame membongkar besi perata di proyek jalan Baok-Karangudi di Kecamatan Ngrampal, Sragen, Kamis (2/1/2020). Aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes dan kekesalan warga atas pengerjaan proyek yang tak selesai dan kini mangkrak.

Aksi spontan itu dilakukan sekira pukul 13.00 WIB. Mereka membuka besi penutup proyek jalan yang belum selesai itu.

Karena keberadaan besi yang digunakan sebagai pembatas jalan yang sudah dicor dan yang belum itu, akhirnya menutup akses warga.

Warga dari Dukuh Gabus, Ngrampal dan Dukuh Tanjang, Desa Kedungupit Sragen itu langsung berkumpul. Mereka kemudian membuka besi penutup jalan di bagian barat.

Besi itu kemudian dibuka dan kemudian membuat plengsengan untuk penyambung jalan yang dicor dan yang belum.

Plengsengan itu lantas diurug dengan pasir agar bisa digunakan untuk lewat warga yang sudah hampir dua pekan terakhir tertutup aksesnya.

“Ini warga terpaksa buat akses dengan buka besinya dan diurug. Karena kalau nggak gitu, tidak ada akses untuk keluar. Sementara proyek jalan malah berhenti nggak ada kejelasan,” papar Waluyo, tokoh Dukuh Gabus, Kecamatan Ngrampal yang tinggal di dekat proyek.

Mewakili warga, ia sangat menyayangkan kinerja PT atau kontraktor pelaksana proyek jalan itu. Sebab kinerjanya sangat lambat dan sampai kemudian berhenti akhir tahun, belum ada separuh yang dikerjakan.

Sementara dampak berhentinya proyek, akses menuju ke Karangudi-Tangen yang ada di sebelah utara proyek tak bisa dilalui karena tertutup besi. Hal itu ditambah kondisi jalan yang belum dicor sebagian sudah dipasangi wiremesh.

“Warga jadi terganggu. Dampaknya perekonomian dan anak sekolah yang mau lewat jadi susah. Harus muter 3 sampai 5 kilometer. Makanya kami minta ketegasan dari pemerintah dan dinas. Proyek jalan ini mau diapakan. Kalau mau dilanjutkan, segera dilanjutkan. Tapi dengan catatan rekanan kontraktornya harus ganti. Karena rekanan yang ngerjakan ini seperti orang dolanan saja. Masa sehari ngecor hanya dapat 10 meter, kebangetan Mas. Masak sampai waktu habis, separuh saja nggak dapat,” urai Waluyo.

Senada, kekecewaan juga disampaikan Samsuri Simpar, tokoh warga asal Tanjang, Kedungupit, yang ada di barat jalan. Ia menyampaikan karena gagal selesai, akhirnya jalan dari terbengkalai.

Selain tak bisa dilewati, dampak lain banyak warga yang tertipu karena melewati jalan yang sudah dicor, tapi di tengah jalan akhirnya buntu karena dipalangi besi.

“Bahkan ada juga yang terperosok karena nekat mau lewat nggak bisa. Masyarakat sih senang saja jalan dibangun, tapi kalau yang ngerjakan seenaknya kayak gini trus nggak selesai, yang dirugikan masyarakat. Makanya kami minta kalau mau dilanjutkan, harus ganti rekanan. Jangan rekanan nggak becus kerja disuruh nggarap,” tegasnya.

Data yang dihimpun JOGLOSEMARNEWS.COM , proyek jalan Baok-Karangudi itu didanai APBD Perubahan 2019 dan dikerjakan oleh PT BGJ yang notabene dari luar Sragen.

Proyek jalan sepanjang 1,9 kilometer yang menjadi akses antar desa antar kecamatan itu memang membelah dua kecamatan yakni Ngrampal dan Sragen Kota.

Sementara pantauan di lapangan, sampai berhenti saat ini, kondisi proyek baru sekotar 647 meter saja yang sudah selesai dicor. Sisanya masih berupa jalan dan sebagian sudah dipasangi wiremesh atau anyaman besi tulangan.

“Dari data yang kami dapat, proyek ini durasinya 70 hari dan jatuh temponya 28 Desember 2019. Tapi faktanya, hari ini kita cek baru dapat 647 meter, separuh saja belum ada. Ini sangat buruk dan menunjukkan kinerja rekanan tidak profesional. Makanya kami minta dinas (DPU-PR) bisa lebih tegas. Karena mengganggu akses warga, maka secepatnya harus dilanjutkan tapi rekanannya harus diblacklist dan diganti. Karena kalau tidak, kami khawatir akan terulang lagi,” papar Koordinator LSM Team Operasional Penyelamatan Aset Negara RI (Topan-RI), Agus Triyono saat mengecek lokasi usai menerima laporan warga.

Ia juga memandang, kegagalan proyek jalan Baok-Karangudi itu membuktikan bahwa kinerja DPU, sangat buruk dalam merekomendasi rekanan yang ditunjuk melalui proses lelang.

“Dari awal DPU selalu gembar-gembor lelang akan diperketat agar dapat rekanan yang kualified sehingga pekerjaannya berkualitas. Kalau kemudian malah kerjaannya lambat dan gagal tercapai seperti ini, komitmen itu mana?” tandasnya.

Sayangnya, pihak DPU PR belum bisa dimintai konfirmasi. Baik Kepala DPU-PR maupun Kabid Bina Marga, Albert Pramono Susanto, gagal dimintai klarifikasi.

Berulangkali dihubungi wartawan, tidak merespon. Wardoyo

Exit mobile version