JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Kasus Teror Siswi Tak Pakai Jilbab di SMAN 1 Gemolong Sragen Jadi Perhatian DPR RI. Kepala Disdikbud Jateng Instruksikan Didalami

Kadisdikbud Pemprov Jateng, Jumeri. Foto/Wardoyo
   
Kadisdikbud Pemprov Jateng, Jumeri. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Kasus teror yang menimpa salah satu siswi SMAN 1 Gemolong gara-gara tak pakai jilbab, dilaporkan mulai menjadi perhatian DPR RI.

Orangtua siswi kelas X berinisial Z itu mengaku sudah dikontak oleh salah satu anggota DPR RI asal Jateng VI terkait kasus tersebut.

“Tadi kami sudah dihubungi oleh anggota Komisi X DPR RI Bu Agustin yang sudah baca berita soal SMAN 1 Gemolong. Beliau memberi perhatian khusus,” papar Agung Purnomo, orangtua Z, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (8/1/2020).

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Jumeri mengaku sudah memerintahkan Dinas Cabang Wilayah Jateng VI untuk menindaklanjuti dan mendalami kasus tersebut.

Baca Juga :  Harga Gas LPG 3 Kg di Sragen Naik Ugal Ugalan Per Tabung Tembus Rp 30000 Warga: Sudah Terjadi 1 Minggu Sebelum Lebaran Idul Fitri

“Kami sudah minta Cabang VI untuk mendalami. Terimakasih,” ujarnya saat dikonfirmasi JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (8/1/2020).

Terpisah, Kepala Cabang Disdikbud Wilayah Jateng VI, Eris Yunianto mengaku sudah menerima laporan itu dan bahkan juga hadir di pertemuan klarifikasi di SMAN 1 Gemolong dengan orangtua siswa, Rohis dan pihak sekolah.

Ia menegaskan secara prinsip, tidak dibenarkan memaksakan seseorang untuk ikut memakai jilbab di sekolah. Menurutnya, hal itu adalah hak asasi yang dilindungi.

“Siapapun punya hak yang sama. Setiap anak punya hak yang sama. Untuk satu hal itu (keyakinan) kan pilihan hidup masing-masing. Toleransi itu nomor satu yang harus dikedepankan,” paparnya.

Baca Juga :  Dua Kali Panen Padi Melimpah Dan Harga Jual Tinggi, Pemerintah Desa Bedoro Sragen Akan Menggelar Sholawat Bersama Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf. Bentuk Rasa Syukur Pada Allah

Eris mengatakan saat ini kasus itu masih ditangani di level internal sekolah. Ia mengaku sudah berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait baik sekolah, orangtua siswi, maupun rohis.

“Ini masih dalam tataran pembinaan.  Makanya saya klarifikasi lebih lanjut, kita akan lihat lebih lanjut teknisnya kegiatan pembinaan di situ seperti apa, apa yang harus kita benahi. Kemarin kami juga sudah diskusi itu termasuk dengan orangtua siswa. Nanti kita review kembali SOP-nya untuk kegiatan pembinaan siswa seperti apa,” tandasnya.

Sayangnya, pihak sekolah hingga kini belum bisa dimintai konfirmasi perihal kasus itu. Kepala sekolah beberapa kali dihubungi sejak kemarin belum mengangkat telepon. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com