Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Lantik 466 Pejabat, Bupati Sragen Ungkap Marah Besar Saat Resmikan Jembatan Sukowati. Datang Malam-malam, Sampai Lokasi Malah Ditinggal Ngacir Para Pejabat

Bupati Sragen saat melantik 466 pejabat pada Kamis (2/1/2020) dinihari di Gedung Kartini. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Pelantikan 466 pejabat di lingkungan dinas dan kepala sekolah hingga pengawas sekolah yang digelar Kamis (2/1/2010) dinihari, menyisakan cerita lain.

Saat memberi sambutan, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengungkapkan kemarahannya saat meresmikan Jembatan Sukowati di Masaran, beberapa malam lalu.

Ia pun menyentil soal tata krama dan etika yang kadangkala perlu dikedepankan oleh pejabat-pejabat di lingkungan Sragen.

“Entah karena saya terlalu baik, terlalu menyayangi. Saya tidak pernah marah jika tidak ada alasan. Seperti kemarin yang dilakukan teman-teman eselon 2. Sudah saya bilang saya memastikan akan hadir walaupun terlambat karena harus memenuhi banyak acara. Jam 22.30 WIB, saya akan meresmikan Jembatan Sukowati. Begitu sampai sana, teman-teman eselon 2 sudah meninggalkan tempat,” ujar bupati di hadapan ratusan pejabat yang dilantik.

Padahal, lanjutnya, sejak sore ia sudah menyampaikan bahwa dirinya akan datang.

“Itu tidak akan bisa berlaku lagi. Kalau di militer habis semua,” ujar bupati.

Semua pejabat yang ada di Gedung Kartini pun terdiam. Bupati yang akrab disapa Mbak Yuni itu kemudian melanjutkan rasa kesalnya ditambah ketika dalam perjalanan menuju lokasi peresmian, ia masih berpapasan dengan mobil dinas camat yang meninggalkan tempat.

Padahal, saat itu acara belum selesai dan dirinya juga belum menandatangani prasasti Jembatan Sukowati yang diresmikan.

“Saya beritahukan supaya semua bisa tahu. Hal-hal seperti itu sangat kurang pantas dan tidak beretika. Dandim saja menunggu sampai saya hadir dan pidato, baru mereka pamit,” jelas Bupati.

Atas insiden di Jembatan Sukowati itulah, Bupati kemudian menyampaikan bahwa pelantikan dinihari juga dipilih sebagai tes untuk teman-teman pejabat.

“Nek dilantik jam loro bengi kiro-kiro do teko pora. Ternyata saya lihat komplit. Yang saya inginkan, mapan empan dan ngerti bagaimana memperlakukan atasan, bawahan sebagai saudara dan teman. Ada kalanya saya adalah pimpinan anda semua, pucuk pimpinan di Kabupaten Sragen adalah saya. Makanya tetap harus dikedepankan rasa disegani,” terangnya.

Mbak Yuni menyampaikan dirinya tidak bisa seperti bapaknya yang jika sudah bersuara tak ada seorang pun yang berani menatap matanya. Yang jika dipanggil ke ruangan, tidak ada yang berani meletakkan tangan di atas meja.

Ia tidak seperti itu karena menyadari bahwa saat ini hidup di era milenial. Akan tetapi hal itu bukan berarti lantas membuat para pejabat kemudian tidak perlu tahu tata krama.

“Ini saya harap jadi pembelajaran di kemudian hari. Walaupun semua sudah selesai dan minta maaf, saya sampaikan di sini agar tidak diulangi lagi,” pungkasnya.

Malam itu ada 466 pejabat yang dilantik. Prosesi pelantikan dipimpin langsung oleh Mbak Yuni yang hadir bersama Wabup Dedy Endriyatno, Sekda Tatag Prabawanto dan semua pejabat eselon 2. Pelantikan yang dimulai pukul 00.30 WIB, selesai pukul 03.15 WIB. Wardoyo

Exit mobile version