Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Nekat Maling di Pasar, 2 Emak-Emak Rame-rame Diceburkan ke Parit dan Disoraki Warga. Saat Diciduk Polisi Mengaku Khilaf

Foto/Teras.id

PANYABUNGAN, JOGLOSEMARNEWS.COM Ulah dua emak-emak emak-emak warga Desa Sarak Matua Aek Orsik ini benar-benar keterlaluan. Ia nekat mencuri sehingga diamuk warga dan pedagang di pasar baru Panyabungan.

Kedua wanita itu berinisial EI (33) dan RI (40), Mereka diamuk massa karena diduga ketangkap basah melakukan pencurian berupa uang dari tas seorang pembeli yang sedang berbelanja di Pajak Pagi Pasar Baru Panyabungan, Kabupaten Madina. Kamis (9/1/2020) pagi hari sekitar pukul 06:30 WIB.

Informasi dihimpun, kejadian menghebohkan ini bermula saat korban yang mengalami pencurian berteriak ‘ada maling’. Kemudian, sejumlah pedagang yang mendengar teriakan melakukan pengejaran dan berhasil menangkap kedua pelaku.

Usai ditangkap, massa yang tergabung dari pedagang dan pemuda setempat berbondong-bondong mengahampiri kedua pelaku. Massa yang merasa kesal kemudian menceburkan kedua pelaku ke sungai parit besar yang berada di dekat Pasar Baru Panyabungan.

Saat di sungai itu kedua pelaku menjadi tontonan masyarakat sebelum kedua pelaku akhirnya diamankan oleh jajaran Polisi Polsek Panyabungan yang tiba di lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP) beberapa jam saat kejadian berlangsung.

Kapolsek Panyabungan AKP Andi Gustawi Lubis membenarkan bahwa sudah mengamankan kedua pelaku atas dugaan tindak pidana pencurian di Pasar Baru Panyabungan.

“Iya sudah diamankan, tadi diamankan dari amukan massa. Itu kedua pelakunya. Sekarang kita menunggu yang korbannya atau terlapornya,”kata Andi.

Kapolsek juga mengatakan bahwa mereka tidak bisa menindaklanjuti kasus terhadap kedua pelaku sebelum ada yang namanya korban atau terlapor yang melaporkan bahwa telah terjadi tindak pidana pencurian.

“Korban dan terlapornya belum datang dan belum ada. Belum biar diproses tindaklanjutnya. Kit masih nunggu agar datang ke Polsek Panyabungan,”ujar Andi.

Sementara, menurut pengakuan kedua pelaku saat diwawancarai oleh wartawan di Polsek Panyabungan membenarkan bahwa mereka memang melakukan pencurian.
“Iya karena khilaf tadi kami, soalnya ada kebutuhan anak yang mendesak,”alasan pelaku saat menanggapi wartawan.

Kedua pelaku tampaknya juga kompak berdalih dengan beralasan melakukan perbuatan pencurian untuk memenuhi kebutuhan dari anak-anak mereka masing-masing.

“Saya, ada kebutuhan anak yang lagi mendesak makanya tadi khilaf. Saya juga sama. Saya ada delapan anak dirumah. Kalau saya ada lima,”timpal keduanya menambahi alasan melakukan perbuatan.

Saat ditanya mengenai bagaimana aksi pencurian itu dilakukan? Pelaku mengatakan bahwa mereka awalnya melihat tas si korban terbuka dan melihat ada sejumlah uang didalamnya.

Kemudian, kedua pelaku mendekati korban dan melakukan upaya mengeluarkan uang dari dalam tas. Namun nahasnya, uang yang sudah berhasil dikeluarkan pelaku dari tas terjatuh yang membuat korban mengetahui bahwa ia sedang mengalmi aksi pencurian.

“Tas (korban) yang dipakainya kami lihat erbuka. Ada uang kami pun khilaf. Kami minta maaf tadi sama korban pas saat ketahuan, ia saat itu sudah memaafim tapi nggak nyangka rupanya teriak maling yang akhirnya kami ditangkap,”cerita kedua pelaku sembari menyebut bahwa aksi pencurian baru yang pertama kali ini mereka melakukannya.

Namun, keterangan pelaku berbanding terbalik dengan pengakuan sejumlah pedagang yang ada di Pasar Baru Panyabungan. Para pedagang malah mengatakan bahwa kedua pelaku sudah terkenal sebagai komplotan pencuri yang sering beraksi di pasar-pasar khususnya di wilayah Madina.

“Mereka itu pencuri kelas atas, mereka komplotan pencuri dari Aek Orsik, saya sekitar 10 tahun sudah berjualan, saya kenal betul dengan mereka karena sering liat mereka mencuri,” kata seorang pedagang sayur-sayuran saat ditemui wartawan di Pasar Baru Panyabungan.

Hal senada juga disampaikan oleh pedagang lainnya, ia menyebut bahwa para pelaku ini mempunyai komplotan yang rata-rata emak-emak dan sering melakukan pencurian khusunya di pasar-pasar. Dan, yang menjadi korban biasanya para pembeli karena kalau para pedagang sudah kenal dengan pelaku.

“Iya yang ini kan pelakunya, kasar kali ini omongannya, beberapa minggu lalu saya berjualan di poken pasar Mompang saya kepergok dia mau ngambil uang pembeli. Tapi dia bilang sama saya, apa kau kubunuh kau nanti jangan urusi aku,”kata pedagang ikan ini menjelaskan pelaku saat ditunjukkan oleh wartawan poto kedua pelaku tersebut.

Namun, hingga saat ini identitas dari korban yang mengalami pencurian oleh kedua pelaku ibelum berhasil diketahui wartawan identitasnya. Sejumlah pedagang yang ditanyai di lokasi terjadinya pencurian tidak mengenal identitas dari korban tersebut.

“Iya nggak kenal kalau identitas korbannya, dia ini pembeli mungkin. Kalau ciri-cirinya udah udah tua sekitar umur 50 tahunan lah. Tadi, memang sempat juga dia disini kek trauma dan bercerita kejadian yang dialaminya. Kalau ia bilang jumlah uang yang mau diambil pelaku dari tas itu ada sekitar Rp,500 ribu,”kata pedagang yang berjualan kue tersebut.

Exit mobile version