Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Panduan Berinvestasi Untuk Milenial

Ilustrasi grafik investasi. Pixabay

Secara statistik, 30% milenial menyebut uang tunai sebagai investasi jangka panjang mereka. Dibandingkan dengan 33% generasi X dan 38% baby boomers yang sudah berinvestasi jangka panjang dalam pasar saham. milenial lebih memilih menabung ketimbang berinvestasi, tidak ayal hal ini dipengaruhi banyak faktor. Seperti dengan meningkatknya teknologi sekarang, marketplace online mempermudah pembelian barang, sekaligus sosial media yang mempersepsikan travelling dan barang mewah sebagai patokan sukses generasi milenial.

Jika Anda salah satu dari generasi milenial, baca artikel ini untuk mengetahui seberapa penting investasi itu, perihal resiko, tujuan investasi dan bagaimana cara mulai investasi.

Mengapa Milenial Harus Investasi?
Alasan pertama, Indonesia secara alami memiliki tingkat inflasi tahunan yang tinggi. Jika Anda memilih menabung di bank, uang Anda bisa malah turun nilainya. Contohnya saat Anda menabung Rp. 100 juta di bank, tahun depan, nominalnya bisa sedikit meningkat karena bunga bank sebesar 1%. Katakanlah setelah dipotong biaya administrasi dan sebagainya, di akhir tahun rekening Anda berjumlah Rp. 101 juta. Ada surplus Rp. 1 juta. Namun, jika Anda perhatikan, inflasi sebesar 5% per tahun, harga barang menjadi lebih tinggi nilainya. Jika Ada properti yang dulu bisa Anda beli dengan harga Rp. 100 juta, tahun depan, nilainya naik, dan uang yang Anda tabung tidak lagi bisa membeli properti yang sama.

Alasan kedua, milenial cenderung bosan kerja kantoran. Sehingga investasi bisa menjadi cadangan aset yang sangat penting. Terutama jika Anda seorang pekerja lepas. Bekerja 5 tahun, baru setelah itu berhenti dari tempat kerja dengan aset investasi yang memadai akan jauh lebih baik di masa yang akan datang.

Kedua alasan ini sudah sangat cukup membuktikan seberapa pentingnya investasi bagi milenial. Anda siap untuk mulai investasi? Ikuti langkah-langkah selanjutnya.

Evaluasi Modal Investasi

Memulai investasi memang banyak tantangannya. Artikel ini akan membantu Anda untuk memberikan kerangka pikiran tentang membangun portofolio investasi Anda ke depan.
Pertama-tama, hitung dulu berapa banyak pengeluaran yang Anda miliki? Coba tulis:
• Biaya sewa atau cicilan rumah
• Cicilan mobil
• Biaya hidup sebulan
• Hutang kartu kredit
• Dan sebagainya

Setelah menghitung pengeluaran per bulan, sekarang Anda bisa membuat komposisi keuangan yang baik bergantung dari pendapatan yang Anda miliki. Jika pengeluaran per bulan sebesar Rp. 3 juta, kurangkan dengan pendapatan per bulan, misalnya Rp. 5 juta. Maka Anda akan memiliki selisih sebesar Rp. 2 juta. Langsung sisihkan semuanya ke dalam dana darurat Anda, yaitu sebesar 6 bulan pengeluaran, atau sama dengan Rp. 18 juta. Jadi selama 9 bulan, Anda akan menyisihkan pemasukan untuk mendapatkan tabungan sebesar Rp. 18 juta. Baru kemudian di bulan 10 Anda akan mulai investasi dalam beberapa aset yang direkomendasikan.

Ragam Aset Investasi

Setelah menyisihkan Rp. 18 juta sebagai dana darurat, dengan modal investasi sebesar Rp. 2 juta per bulan, aset investasi yang cocok mulai dari:
Emas Antam. Jika kita perhatikan harganya dari tahun lalu yang naik dari Rp. 600 ribu per gram menjadi sekarang Rp. 670 ribu per gram. Berarti ada kenaikan sebesar 11% per tahun. Emas memiliki kelebihan akan kestabilan nilainya sehingga seringkali digunakan investor sebagai aset hedging. Anda akan aman berinvestasi dalam emas, karena itu jangan ragu untuk berinvestasi dalam aset yang satu ini.

Reksadana. Ada berbagai jenis reksadana dengan rentang resiko yang dimilikinya. Kelebihan reksadana ada pada tersedianya manajer investasi yang akan membantu Anda mengelola dana yang Anda miliki sehingga portofolio investasi Anda menjadi lebih tersebar dengan tingkat resiko kecil. Potensi keuntungan berkisar antara 6% untuk reksadana pendapatan tetap sampai 12% untuk reksadana saham.
Diversifikasi portofolio sangat penting. Dan reksadana membantu Anda untuk itu. Walaupun Anda tetap bisa menggunakan banyak jenis investasi lain lagi, emas dan reksadana bisa menjadi langkah awal bagi generasi milenial untuk membangun kekayaan Anda sedikit demi sedikit.

Kesimpulan
Ke depan, Anda bisa menambah cicilan investasi per bulan Anda seiring pemasukan yang meningkat. Namun hal yang paling sulit tetap saja tentang disiplin dengan rencana yang sudah Anda buat. Investasi dan menabung memiliki manfaat yang berbeda. Dana darurat sangat penting untuk disisihkan di awal, dan memiliki fungsi melindungi Anda dalam jangka 6 bulan ke depan. Sedangkan investasi akan membantu Anda membangun kekayaan selagi berusia 24 sampai 39 tahun bagi generasi milenial. Adv

Exit mobile version