Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Setelah Kerajaan Agung Sejagat, Sunda Empire, Muncul Lagi Kerajaan Warteg Bahagia di Depok

Raja Warteg Bahagia, Agus Riyadi atau Raden Mas Bahagia, saat mendeklarasikan pendirian Kerajaan Warteg Bahagia, Sabtu (25/1/2020) / tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Bak jamur di musim penghujan, kerajaan-kerajaan baru bermunculan di tanah air.

Setelah Keraton Agung Sejagat di Kabupaten Purworejo dan Sunda Empire di Bandung, Kerajaan Warteg Bahagia muncul di wilayah Cimanggis, Kota Depok.

Raja Warteg Bahagia, Agus Riyadi atau Raden Mas Bahagia mengatakan, berbeda dengan kerajaan yang belakangan bermunculan, pendirian kerajaan Warteg Bahagia ini sebagai upaya mendukung ekonomi kerakyatan pada tatanan masyarakat bawah hingga menengah atas.

“Jadi kerajaan warteg bahagia ini sengaja didirikan karena kita ingin mengangkat anak bangsa, dan mendukung ekonomi negara kita,” kata Agus saat deklarasi kerajaan itu, Sabtu (25/1/2020).

Agus mengatakan, kerajaan Warteg Bahagia memiliki tugas untuk memberdayakan dan memberikan kenyamanan untuk masa depan yang cerah bagi anak bangsa.

“Kita memberdayakan seluruh masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi hingga rendah agar mampu bersaing dengan bangsa lain,” kata Agus.

Agus pun mengatakan, konsep kerajaan warteg bahagia diyakini tidak bertolak belakang dengan konsep dan sejarah NKRI, namun justru memperkuat negara khususnya pada bidang ekonomi.

“Visi yang dibawa kerajaan ini adalah menjadikan merek kuliner lokal Indonesia menjadi tuan rumah di negerinya sendiri,” kata Agus.

Agus mengatakan, kerajaan warteg bahagia dijalankan oleh seorang raja dibantu dengan kabinet mulai dari temenggung hingga menteri-menteri teknis.

“Di kerajaan kami ada menteri komunikasi, menteri pemberdayaan laki-laki dan menteri operasional ditambah satu orang tumenggung,” kata Agus.

Sementara itu, Menteri Komunikasi Kerajaan Warteg Bahagia, Ahmad Dwi Saputro mengatakan, kerajaan ini berdiri atas dasar keprihatinan dengan banyaknya bermunculan kerajaan yang mengangkat isu tentang kebangsaan.

“Kerajaan kami mengangkat isu pemberdayaan ekonomi dan bagaimana menjadi bangsa mandiri di bidang kuliner,” kata Ahmad.

Ahmad mengatakan, saat ini warteg dipandang sebagai ekonomi paling bawah dan kalah bersaing dengan kuliner asing yang terus menjamur.

“Kuliner Indonesia sudah dijajah oleh merek asing, dimana bahkan warteg sebagai ekonomi paling bawah semakin tidak berdaya dan tidak diberdayakan,” kata Ahmad.

Ahmad berharap, dengan berdirinya kerajaan ini, kuliner Indonesia semakin maju dan mampu bersaing dengan kuliner dunia.

“Kami mengajak insan kuliner Indonesia terutama pengusaha warteg untuk bersatu padu dalam satu kerajaan, yaitu kerajaan warteg bahagia,” kata Ahmad.

Exit mobile version