JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di antara 238 Warga Negara Indonesia (WNI) yang berhasil dievakuasi dari Wuhan, China ke Tanah Air, ternyata ada ibu hamil di dalamnya.
Demikian diungkapkan oleh Menteri kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto. Untuk itu, pihaknya sudah mengirimkan dokter spesialis kandungan ke Natuna.
“Kita sudah menyiapkan fasilitas kesehatan juga yang di situ diawaki tenaga-tenaga spesialis termasuk tenaga spesialis infeksi paru. Bahkan obgyn (dokter kandungan) juga ada, karena ada yang hamil, kemudian psikiater sama psikolog dan juga ini sudah saya berangkatkan ke sana untuk namanya trauma healing,” ungkap Terawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/2/2020).
Terkait tuntutan warga Natuna yang meminta observasi dilakukan di kapal perang, Terawan menilai hal itu tidak manusiawi.
Terlebih ada anak-anak dan ibu hamil yang sedang diobservasi
“Bayangkan kalau di kapal, kita tidak manusiawi, kapalnya juga apalagi kalau kapalnya kapal perang, memang tak disiapkan untuk itu, itu ada anak-anak, ada ibu hamil. Jadi kita harus rasional lah, kita ingin semua dijaga,” kata Terawan.
Seluruh penumpang telah melalui pemeriksaan kesehatan berlapis baik yang dilakukan otoritas kesehatan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) maupun Tim Dokter Indonesia di Bandara Internasional Wuhan.
Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan seluruh orang yang diterbangkan dari Cina ke Tanah Air dalam kondisi sehat.
Saat transit di Batam dan sebelum dipindahkan ke pesawat TNI AU, seluruh penumpang kembali menjalani pemeriksaan kesehatan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Batam.
Hasil pemeriksaan, seluruh penumpang yang dievakuasi dari Cina tersebut sehat.
Dari gambar yang diterima Tribun, didalam hanggar yang baru dibangun untuk tempat observasi itu terdapat sekitar 18 tenda.
Dijelaskan Sekretaris Setditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto, setiap tenda ada 16 tempat tidur yang saling berhadap-hadapan.
“Ada 16 tempat tidur di dalam satu tenda,” ujar Yurianto saat dihubungi Tribun, Minggu (2/2/2020).
Didalam tenda setiap tempat tidur bercorak loreng itu dilengkapi bantal dan selimut.
Selain itu, ada peralatan mandi lengkap seperti sabun, sikat dan pasta gigi, handuk, ember. Kemudian jemuran baju, serta tempat minum.
“Setiap tenda juga ada pendingin ruangan (AC),” kata dia.
Tepat di depan tenda observasi, terdapat jejeran meja dan kursi yang digunakan untuk tempat makan.
Ia menerangkan, selama masa observasi tak ada perlakuan khusus yang akan diterapkan kepada ratusan WNI tersebut.
Ia menegaskan, 238 orang itu dapat bebas melakukan kegiatan dan berkomunikasi dengan siapa saja.
“Yang pertama, kita harus memperlakukan mereka sebagai orang sehat dan yang kedua mereka bukan tahanan jadi mereka bebas melakukan apa saja,” ujar Yurianto.
Yurianto mengatakan, setiap hari 234 orang akan diamati kesehatannya secara berkala.
“Setiap pagi dan sore kita pasti akan ukur suhu tubuhnya
untuk memastikan ada tidak gejalanya,” tutur dia.