JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Sempat Tersentak Kasus Bendera HTI dan Teror Jilbab di SMKN 2 Sragen dan SMAN 1 Gemolong, Bupati dan 63 Pejabat Serentak Jadi Pembina Upacara di 64 SMA/SMK

Sebuah foto menampakkan puluhan siswa SMKN 2 Sragen berpose dengan membentangkan bendera HTI dan Palestina. Foto/Istimewa
   
Sebuah foto menampakkan puluhan siswa SMKN 2 Sragen berpose dengan membentangkan bendera HTI dan Palestina. Foto/Istimewa

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Insiden indikasi radikalisme dan intoleransi yang sempat melanda dua sekolah favorit di Sragen, SMKN 2 Sragen dan SMAN 1 Gemolong, rupanya masih menjadi perhatian serius semua pihak.

Setelah Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo memberikan pembinaan rohis di semua SMA/K di Sragen beberapa waktu lalu, kali ini giliran Pemkab Sragen tersentak.

Bupati dan 63 jajaran pejabat Forkompida hingga camat, besok pagi, Senin (10/2/2020) bakal dikerahkan terjun menjadi pembina upacara serentak di 64 SMA dan SMK di seluruh Sragen.

Puluhan SMA/SMK sederajat se- Kabupaten Sragen itu bakal mendapatkan sosialisasi wawasan kebangsaan dan deradikalisasi melalui upacara yang disampaikan oleh semua pejabat yang sudah ditunjuk.

Upacara dan apel yang akan diambil oleh para pejabat Forkompinda, Pejabat OPD dan Muspika Kabupaten Sragen itu nantinya diarahkan untuk menekankan sosialisasi wawasan kebangsaan dan deradikalisasi.

Baca Juga :  Puluhan Warga Geruduk Kantor Desa Pilang Masaran Sragen Tolak Pembangunan Tower, Warga: Ini Masalah Kesehatan Kami

Sekda Sragen, Tatag Prabawanto membenarkan adanya agenda upacara dan pembinaan siswa secara serentak itu. Ia mengatakan Pemkab sudah membagi semua pejabat forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompinda) beserta instansi vertikal se Sragen untuk bertugas menjadi irup di 64 SMA/SMK yang ada.

Peningkatan wawasan kebangsaan itu dipandang sangat penting karena belum lama ini rentetan insiden intoleransi dan juga ancaman radikalisme melalui ekstrakurikuler Rohis sempat terjadi di SMKN 2 Sragen dan SMAN 1 Gemolong.

Menurut Tatag, upacara serentak ini untuk memberikan pemantapan kepada semua pelajar SMA/SMK di Sragen. Menurutnya tujuan utamanya adalah menghindari radikalisme dan intoleransi serta lebih mencintai negeri dan Pancasila.

Selain itu melalui pembinaan serentak itu, diharapkan bisa menumbuhkembangkan rasa kebangsaan pada anak anak. Sekda tak menampik kasus Rohis yang terjadi di dua sekolah beberapa waktu lalu menjadi instrospeksi semua pihak.

Baca Juga :  Viral Dexlite Abal-abal di Sragen Ternyata Dialami Juga oleh Anggota DPRD Tulungagung, Mobilnya Langsung Ndongkrok di Bengkel 3 Hari

Bahwa selama ini Pancasila sesuatu yang terpinggirkan terhadap kehidupan bernegara dan berbangsa, apalagi terkait ideologi bangsa.

“Dengan kejadian itu harus menjadi Instrospeksi bahwa selama ini sesuatu yang terpinggirkan terhadap kehidupan bernegara dan berbangsa apalagi terkait ideologi bangsa,” paparnya kepada wartawan, Minggu (9/2/2020).

Sekda menambahkan, seluruh pembina upacara akan membacakan sambutan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Namun tidak menutup kemungkinan melakukan improvisasi untuk menguatkan pemahaman Pancasila kepada anak- anak.

Untuk sementara, pembinaan lewat upacara baru menyentuh SMA/SMK se- Sragen. Namun ke depan tidak menutup kemungkinan akan dilakukan di tingkat SMP/MTS hingga tingkat sekolah dasar.

Mengingat semenjak reformasi digulirkan, menurutnya Pancasila seolah terabaikan dan anak-anak pun tak lagi paham.

“Kehidupan berbangsa dan bernegara serta nilai-nilai Pancasila perlu kembali jadi fokus dan perhatian semua pihak,” tandasnya. JSnews

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com