SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pihak pemangku Kelurahan Mojosongo memastikan sebanyak 17 rumah atau KK di wilayah radius tempat tinggal perempuan yang terindikasi corona, dinyatakan diisolasi.
Hal itu menyusul riwayat perempuan tersebut yang sempat kontak dengan pasien meninggal positif corona asal Solo beberapa waktu lalu.
Tidak hanya itu, perluasan isolasi jumlah KK juga dikarenakan perempuan tersebut sebelumnya sempat berinteraksi dengan hadir di hajatan dan pergi ke pasar sebelum dijemput paksa petugas dan dirujuk ke RSUD Moewardi dua malam lalu.
Lurah Mojosongo, Winarso menerangkan pihaknya memang mengajukan tambahan luas daerah Mojosongo yang diisolasi.
Semula hanya dua rumah saja di daerah tersebut yang diidolasi, namun kemudian diintruksikan untuk bertambah menjadi lima rumah di sekitar lokasi.
“Karena itu, saya mengajukan tambahan sekalian menjadi 17 rumah. Karena lingkungan tersebut berupa kluster dan hanya memiliki satu pintu untuk akses keluar masuk. Jadi total yang diisolasi 17 rumah. Sebagai antisipasi menyebarnya corona,” paparnya kemarin.
Isolasi meluas itu dilakukan menyusul indikasi adanya perempuan salah satu warga di Mojosongo, yang terdeteksi terkait kasus corona.
Perempuan asal Mojosongo, Solo yang sempat dijemput petugas dan dibawa ke RSUD Moewardi itu diketahui sempat punya riwayat kontak dengan korban meninggal positif corona di Solo beberapa waktu lalu.
Ironisnya, wanita yang terdeteksi berdomisili di Mojosongo itu ternyata sempat njagong dan rewang di hajatan tetangganya sebelum dijemput oleh petugas dan dibawa ke RSUD Moewardi Solo.
Winarso mengungkapkan, dirinya memang tidak mengetahui pasti tentang salah satu warganya yang terkena virus corona.
Hanya saja, ia membenarkan jika salah satu warganya memang dibawa petugas kesehatan pada Rabu (18/3/2020) malam lalu.
Warga berjenis kelamin perempuan dan sudah ibu-ibu itu dijemput menggunakan mobil ambulans dan petugas yang mengenakan pakaian lengkap seperti astronot.
Menurut Winarso, dirinya juga tidak bisa memastikan apakah warganya tersebut positif corona atau tidak. Pasalnya, wewenang untuk mengatakan tersebut tidak berada di tangannya.
Namun yang pasti sebenarnya warga tersebut masuk dalam kategori karantina mandiri.
“Dia langsung dibawa ke RSUD dr Moewardi malam itu juga,” terangnya.
Diketahui, lanjut Winarso, warganya yang merupakan orang dalam pengawasan (ODP) tersebut berjenis kelamin perempuan.
Sebelumnya, lanjutnya, yang bersangkutan jug memiliki kontak dengan warga Kadipiro yang dinyatakan positif dan telah meninggal dunia di RSUD dr Moewardi.
“Dan saat melakukan karantina mandiri tersebut, si ibu ini ternyata malah tidak menjalankan secara maksimal. Karena saat dilakukan pengecekan oleh Dinas Kesehatan Provinsi, dia malah rewang di kumbokarnan tetangganya. Kemudian saat dicek dari DKK, dia malah pergi ke pasar,” tandasnya. Prihatsari