Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Ekonomi Terganggu Corona, Faisal Basri Sarankan Tunda Ibukota Baru

Pengamat ekonomi, Faisal Basri. Foto: Tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM  – Wabah virus corona yang semakin meluas di tanah air sempat mengganggu ko disi perekonomian di tanah air.

Terkait dengan hal itu, ekonom Faisal Basri menyarankan pemerintah menunda dan mengevaluasi kembali sejumlah proyek yang memungkinkan untuk ditangguhkan.

Tujuannya agar anggaran proyek tersebut bisa dialokasikan menanggulangi dampak Virus Corona alias COVID-19.

“Yang kurang saat ini adalah sense of crisis, kalau penerimaan negara turun, sementara kebutuhan banyak, harusnya proyek, misalnya ibu kota baru, dihentikan dulu,” ujar dia dalam siaran langsung, Jumat (27/3/2020).

Ia menilai dana dari kebijakan pemerintah menyetop perjalanan dinas boleh jadi belum cukup untuk menambal kebutuhan saat ini.

Sehingga kegiatan-kegiatan lain seperti seminar di hotel juga bisa dialihkan dulu dananya. Dengan demikian defisit anggaran tidak perlu melebar melebihi tiga persen.

“Masih ada ruang ketersediaan dana.”

Menurut Faisal, kebijakan pemerintah dalam mengeluarkan stimulus dan insentif sejauh ini sudah pada jalur yang benar.

Pemerintah, tuturnya, hendaknya dapat menggunakan berbagai program yang sudah ada misalnya kartu sembako dan lainnya untuk menjaga daya beli masyarakat, khususnya yang rentan.

Di samping itu, pemerintah juga mesti menjaga agar masyarakat yang sebelumnya tak rentan jangan sampai menjadi rentan dalam kondisi saat ini.

Kalau pun itu terjadi, Faisal mendorong pemerintah melakukan identifikasi.

“Berdayakan Lurah hingga RT untuk identifikasi.”

Saat ini, emerintah bersiap memperlebar defisit anggaran lebih dari 3 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) untuk menghadapi virus corona atau Covid-19.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah kini tidak memaksakan diri untuk menjaga batas defisit anggaran sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara tersebut.

“Fokus saat ini adalah kesehatan rakyat, mengurangi sekecil mungkin risiko bagi masyarakat dan dunia usaha dari kebangkrutan,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers online di Jakarta, Selasa (24/3/2020).

Saat ini, penyebaran virus corona di Indonesia semakin meluas. Sampai Selasa malam, sudah 689 orang yang terinfeksi virus corona. 55 orang di antaranya meninggal dan 30 orang sembuh.

Di tengah situasi ini, Badan Anggaran atau Banggar DPR mengusulkan agar defisit anggaran atau APBN bisa diperlonggar hingga 5 persen. Namun, dengan rasio utang terhadap PDB tetap 60 persen.


Exit mobile version