SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Desa Bandung, Kecamatan Ngrampal, Sragen mengandalkan bertekad bisa meraih juara dalam Lomba Desa Terintegrasi Tahun 2020. Berbekal sejumlah inovasi dan kemajuan di berbagai sektor, desa yang dipimpin kepala desa baru, Supardi itu resmi menerima kedatangan tim penilaian dari kabupaten, Kamis (12/3/2020).
Salah satu inovasi yang menjadi andalan adalah di sektor pertanian. Yakni keberhasilan kelompok usaha bersama (KUB) warga di salah satu dukuh yakni Dukuh Siwalan yang sukses berkreasi menciptakan media tanam sekaligus pupuk kompos blok atau kompos padat.
Selain itu, ada pula inovasi pupuk dan pestisida cair yang semuanya organik. Semua inovasi itu juga ditampilkan di balai desa yang kedatangan tim penilai kabupaten tadi pagi.
Tim penilai dipimpin Assisten I, Suharto bersama tim terpadu dari lintas Satker terkait. Kades Bandung, Supardi mengatakan sangat bersyukur desanya bisa maju lomba desa terintegrasi tingkat kabupaten.
Ia juga mengapresiasi semangat besar semua warga yang antusias menyambut lomba tersebut. Hal itu ditunjukkan dengan penyambutan di sepanjang jalan, serta persiapan total di semua dukuh dalam menampilkan inovasinya.
Salah satunya, inovasi andalan di bidang pertanian dengan produksi kompos blok. Ia sangat mendukung inovasi itu karena menjadi temuan pertama di Sragen dan sangat bermanfaat bagi pertanian.
“Kami juga baru tahu kalau ternyata sudah produksi setahun. Itu semua diciptakan oleh warga kami di kelompok Dukuh Siwalan. Dan Alhamdulillah sudah banyak orderan dari luar daerah. Ini inovasi yang luar biasa, selain berbagai inovasi di bidang lain yang hari ini semua ditampilkan. Harapan kami dan warga, semoga dengan berbagai inovasi ini, Desa Bandung bisa juara Lomba Desa Terintegrasi dan makin maju,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM . Kamis (12/3/2020).
Perangkat Desa Bandung, Muh Nurrahaddi mengungkapkan inovasi pupuk dan media tanam kompos blok itu memang salah satu andalan. Karena produk itu diciptakan oleh warga dan baru pertama ada di Sragen.
Produk kompos blok itu dinilai sangat bermanfaat karena bisa menjadi media tanam sekaligus pupuk. Kompos blok itu dibuat dari bahan baku kotoran kambing, ayam, kompos, limbah dedaunan yang diproses dipadatkan dan dicetak berbentuk kotak.
“Jadi itu dimanfaatkan sebagai media tanam bisa untuk dua tiga kali tanam. Nggak perlu pakai pupuk lagi. Kalau sekali tanaman sudah panen, nanti tinggal dicabut lalu ganti tanaman baru. Dan makin lama makin padat, hanya tingal disiram saja. Ini sangat cocok untuk media tanam di kota yang kekurangan lahan. Dan itu pangsa pasarnya sudah luar daerah sampai Jogja dan beberapa daerah lain,” terangnya.
Ketua KUB Sragen Kompos Blok sekaligus pencetus ide pembuatan kompos blok, Tulus Susilo Budi mengungkapkan usaha itu ia rintis bersama 8 warga sejak hampir setahun terakhir.
Media dan pupuk kompos blok itu terbuat 100 persen dari bahan organik sehingga semua tanaman yang ditanam pun hasil dan buahnya juga dijamin 100 persen organik.
Menurutnya, selama ini produk temuannya itu sudah laris dipesan dari Jogja, hingga luar Jawa dan Sulawesi. Hanya saja, kendalanya karena masih dikerjakan manual, kapasitas produksinya masih belum bisa memenuhi permintaan.
“Orderan ke Jogja dan Sulawesi itu sekali kirim 5.000 sampai 10.000 blok. Tapi kami kadang hanya bisa memenuhi 4.000 saja. Produksi harian kami baru mencapai 200 blok padahal permintaan bisa sampai 400 blok perhari. Harapannya setidaknya ada perhatian dari pemerintah terutama mesin pencetaknya. Karena selama ini hanya kami kerjakan manual, kalau sudah ada mesinnya mungkin bisa lebih meningkat lagi produksinya,” terangnya.
Inovasi dan kemajuan di Desa Bandung itu juga mendapat apresiasi dan dukungan dari salah satu legislator asal Dapil VI, Tono. Anggota DPRD asal Ngrampal itu bahkan menyempatkan menyambangi langsung beberapa unit usaha dan inovasi di Desa Bandung.
Termasuk inovasi kompos blok tersebut. Selaku wakil rakyat, dirinya mengapresiasi karena inovasi itu sangat prospektif dan bisa memberdayakan masyarakat.
“Kemarin saya survei langsung ke beberapa tempat inovasi di Desa Bandung. Ternyata luar biasa, mudah-mudahan banyaknya inovasi ini bisa mendukung visi misi Desa Bandung dalam lomba desa ini,” urainya.
Menurutnya, yang paling menarik dari beberapa inovasi itu adalah penemuan kompos blok yang saat ini sudah banyak diminati di luar daerah. Bahkan, saking banyaknya permintaan, sampai kapasitas produksi belum bisa memenuhi order pasar.
“Dari hasil tinjauan kami, keterbatasan alat yang jadi kendala. Makanya kami nanti akan mensupport dan mendorong agar pemerintah bisa membantu peralatan sehingga usaha kompos blok inovasi Desa Bandung ini bisa makin maju lagi. Karena kemarin warga menghendaki agar bisa dibantu alat untuk mencetaknya agar tidak lagi manual,” pungkasnya.
Di samping kompos blok, ia menilai banyak inovasi dan kreativitas di Desa Bandung yang berkontribusi memajukan desa. Di antaranya, pemberdayaan produk UMKM kripik, makanan olahan, pembibitan lele oleh pemuda, bank sampah dan lainnya. Wardoyo