Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Keponakan Bupati Sragen Gagal Lolos Tahap SKB Seleksi CPNS. Disebut Masuk 10 Besar Tapi…

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat meninjau pelaksanaan ujian SKD seleksi CPNS Sragen di LKPPS Gondangrejo, Karanganyar. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Keponakan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, yang mengikuti seleksi CPNS dilaporkan gagal melangkah ke tahap berikutnya.

Meski sempat lolos passing grade saat ujian Seleksi Kompetensi Dasar (SKD), yang bersangkutan gagal bersaing untuk menduduki tiga peringkat teratas yang berhak lolos ke tahap SKB.

Hal itu diketahui dari pengumuman hasil SKD yang diumumkan 23 Maret 2020 lalu. Padahal yang bersangkutan dikabarkan sempat masuk 10 besar di formasi yang dilamarnya.

“Keponakan Bu Bupati memang enggak lolos ke tahap SKB. Karena dia nggak masuk 3 besar di formasinya,” papar Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Sragen, Sutrisna, Jumat (27/3/2020).

Keponakan bupati tercatat mendaftar di  formasi Pengawas di instansi Inspektorat. Namun saat diketahui namanya siapa, Sutrisna mengaku tidak mencermati.

Hanya saja dari daftar nilai hasil SKD, menurutnya, yang bersangkutan sempat masuk 10 besar.

Namun karena ketentuannya, hanya 3 peringkat tertinggi atau 3 kali jumlah formasi yang berhak lolos ke SKB. Sehingga keponakan orang nomor satu di Pemkab Sragen itu akhirnya terdepak dari persaingan peserta yang lolos ke SKB.

Keikutsertaan keponakan bupati itu diakui sendiri oleh bupati saat meninjau pelaksanaan ujian SKD di LKPPS Gondangrejo di awal pelaksanaan, Senin (3/2/2020) silam.

Bersama beberapa pejabat teras Sragen, Bupati berkesempatan meninjau lokasi dan memberikan motivasi kepada peserta ujian.

Awalnya, ia memberikan semangat dan meminta para peserta tidak trauma jika gagal dalam seleksi ini.

Bupati meminta agar tidak patah arang bagi mereka yang kemungkinan belum bisa lolos. Namun jika lolos dan diterima CPNS, ia berpesan agar nantinya bisa bertugas sebagai CPNS dengan baik.

Namun jika tidak tercapai menjadi PNS,  agar tetap semangat mencari usaha atau profesi lain.

”Kerjakan secara maksimal, kalau ternyata tidak diterima mungkin belum kesempatan kali ini,” ujar bupati di hadapan para peserta.

Orang nomor satu di jajaran Pemkab Sragen itu juga menyelipkan pesan agar peserta tidak mudah percaya bahwa pihak-pihak yang menawarkan bantuan atau menjanjikan mampu meloloskan dengan membayar sejumlah uang.

Yuni sendiri menegaskan dirinya tidak bisa menjamin kelulusan atau bahkan meloloskan peserta menjadi seorang CPNS.

”Keponakan saya juga ikut tes gelombang pertama. Semua sudah transparan. Mau jabatan saya sebagai bupati pun, saya tidak bisa meloloskan. Jadi jangan percaya ada yang bisa meloloskan lewat pintu belakang,” tegasnya. Wardoyo

Exit mobile version