SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Komplotan pencuri spesialis rumah kosong lintas propinsi berhasil dibekuk jajaran Satuan Reskrim Polres Semarang.
Satu dari empat pelaku terpaksa diberikan tindakan tegas terukur berupa lesakan timah panas karena berusaha melawan petugas saat ditangkap.
Saat dihadirkan di Polres, otak pembobolan itu terpaksa pakai kursi roda.
Kapolres Semarang, AKBP Gatot Hendro Hartono dalam ungkap kasus, Jumat (20/3/2020) mengatakan, berdasarkan pengakuan Pamungkas Bayu Aji (37) warga Cilincing, Jakarta Utara yang merupakan otak komplotan, aksinya ini telah dilakukan sebanyak tiga kali.
“Di wilayah hukum Polres Semarang sudah tiga kali, sasarannya rumah kosong. Sebelumnya banyak beraksi di Jakarta dan Depok,” ungkapnya.
Dijelaskan Gatot, selain Pamungkas, pelaku yang tertangkap adalah Habib Riza (24), Ali Rahmat (31) keduanya warga Bekasi, dan Sarifudin (27) warga Cilincing, Jakarta Utara.
“Mereka bertiga saat ini tengah dalam penanganan Polres Brebes karena mereka juga beraksi disana,” jelasnya.
Di wilayah hukum Polres Semarang, komplotan ini terakhir beraksi di sebuah lembaga keuangan mikro yang berada di Desa Jimbaran, Kecamatan Bandungan pada Senin (9/3/2020).
Dengan bantuan alat berupa linggis dan gunting besi, komplotan ini merusak gagang pintu dan kunci gembok.
Mereka berhasil membawa kabur kotak penyimpanan yang berisi uang tunai senilai Rp 245 juta dan sebuah laptop.
“Case box yang berhasil dibawa kabur berisi uang tunai Rp245 juta. Selain itu satu unit laptop seharga Rp4 juta juga berhasil dibawa. Beruntung aksinya terekam CCTV sehingga tim dari Satreskrim bisa segera bergerak untuk melakukan penangkapan,” paparnya.
Para pelaku berhasil ditangkap di kawasan Bandungan.
“Sebetulnya empat orang tersangka berada di tempat yang sama saat penangkapan. Akan tetapi hanya si Pamungkas yang berhasil ditangkap di tempat, yang tiga kabur dan berhasil ditangkap di Brebes,” urainya.
Kapolres juga berpesan kepada masyarakat agar senantiasa waspada terhadap tindak pidana khususnya pencurian.
“Bagi masyarakat hendaknya bisa memberdayakan potensi keamanan yang ada. Misalnya menyewa satpam atau dengan menitipkan rumah kepada tetangga kanan dan kiri jika harus ditinggal dalam keadaan kosong. Dengan demikian bisa meminimalisir potensi kejahatan yang mungkin terjadi,” pungkasnya. Wardoyo