SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pasca kematian satu pasien dalam pengawasan (PDP) corona asal Sragen Kota Senin (30/3/2020), angka kasus pelaku perjalanan (PP) dan orang dalam pemantauan (ODP) terkait corona virus di Kabupaten Sragen masih terus bertambah.
Meski demikian, hingga kini belum ada kasus positif covid-19 di Kabupaten Sragen. Berdasarkan data update penanganan covid-19 yang dirilis Pemkab Sragen Selasa (31/3/2020) pukul 17.00 WIB ini, jumlah PP atau warga Sragen yang baru pulang dari luar kota tercatat mencapai 6.151 orang.
Jumlah ini meningkat 1.153 orang dari hari Senin (30/3/2020) yang tercatat 4.998 orang. Kemudian jumlah orang dalam pemantauan (ODP) juga meningkat dari 94 orang Senin (30/3/2020) menjadi 106 orang.
Sementara untuk jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih diisolasi masih stagnan tiga orang dan satu kasus meninggal masih menunggu hasil lab.
Ketua Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sragen, Tatag Prabawanto mengatakan lonjakan PP itu karena memang banyak pemudik dari kota-kota besar di Jabodetabek sekitarnya yang tiba di Sragen karena di kota mereka bekerja sudah menerapkan semi lockdown.
Meski demikian, untuk PDP masih tiga orang yang saat ini masih diisolasi di RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen dan RSUD Gemolong. Semuanya dipastikan dalam kondisi sehat dan baik.
Untuk satu PDP yang meninggal hingga kini masih menunggu hasil lab. Meski demikian, hingga kini ia memastikan belum ada kasus positif covid-19 di Sragen.
“Kami meminta semua pendatang atau pemudik yang baru tiba dari luar kota, harus melapor dan periksa ke Puskesmas. Sehingga bila ada gejala bisa terdeteksi dan ditangani. Lalu ada gejala atau tidak, semua pendatang atau PP yang baru pulang dari perjalanan luar kota maupun ODP, harus isolasi mandiri selama 14 hari di rumah. Ini demi kepentingan dan keamanan bersama,” paparnya.
Senada, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan lonjakan PP itu tak lepas dari lonjakan pemudik yang tiba dari luar kota.
Ia sangat berharap kesadaran para PP yang baru pulang itu untuk mau melapor, melakukan pemeriksaan dan karantina mandiri selama 14 hari.
Sebab pantauannya di lapangan, masih banyak PP yang tidak melapor, masih keluar rumah dan berinteraksi sosial.
” Saya sedang berfikir wacana bagaimana untuk menyadarkan mereka. Hari ini saya keliling ke Sukodono dan Kedawung ternyata pantauan saya bahwa pemudik yang pulang banyak yang belum melakukan imbauan untuk karantina mandiri. Padahal mereka pulang dari Jakarta dan kota besar lainnya,” paparnya, Sabtu (28/3/2020).
Ia menilai banyak pemudik utamanya yang muda-muda tidak menyadari bahwa virus corona terkadang bersemayam tanpa memperlihatkan gejala.
Pada beberapa kasus, orang yang kelihatannya sehat, ternyata diketahui positif corona tanpa menunjukkan tanda. Wardoyo