Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Korban Meninggal Kedua PDP Corona asal Colomadu Karanganyar Ternyata Juga Peserta Ijtima Ulama di Gowa. Begini Riwayat Perjalanan Sampai Meninggal!

Ilustrasi penanganan pasien di ruang isolasi corona virus. Foto/Wardoyo

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM Pasien berstatus PDP (pasien dalam pengawasan) asal Desa Gawanan, Kecamatan Colomadu, yang meninggal Minggu (12/4/2020) pagi ternyata juga tercatat sebagai peserta Ijtima Ulama Dunia di Gowa, Sulawesi Selatan, akhir bulan lalu.

Data yang dihimpun JOGLOSEMARNEWS.COM , pasien PDP itu diketahui berjenis kelamin laki-laki. Korban meninggal setelah sempat menjalani perawatan intensif di ruang isolasi RSUD dr Moewardi Solo.

Kades Gawanan, Murdiyanto kepada wartawan mengungkapkan PDP yang meninggal tersebut memang warganya. Yang bersangkutan merupakan salah satu peserta Ijtima’ ulama yang berlangsung di Gowa beberapa waktu lalu.

Almarhum diketahui kembali ke Karanganyar pada tanggal 25 Maret 2020. Sebelumnya, salah satu peserta  Ijtima’ ulama asal Desa Sewurejo juga meninggal dunia dengan status PDP.

Menurut Murdiyanto, almarhum berusia 60 tahun dan memiliki dua anak.

“Dia memang ikut Ijtima Ulama. Setelah pulang dari Gowa pada tanggal 25 Maret 2020 lalu, lalu melakukan pengecekan kesehatan di Puskesmas. Langsung melakukan isolasi mandiri selama 14 hari di rumah,” paparnya Minggu (12/4/2020).

Setelah isolasi selama 14 hari, almarhum kemudian dijemput oleh petugas dari rumah sakit Moewardi, Solo sekitar satu minggu lalu atau minggu pertama bulan April.

Almarhum gagal bertahan dan akhirnya mengembuskan nafas terakhirnya pada Minggu (12/04/2020) pukul 05.00 WIB.

“Almarhum juga telah melakukan isolasi mandiri. Namun sekitar seminggu yang lalu, almarhum dijemput oleh petugas rumah sakit Moewardi  untuk menjalani perawatan lanjutan. Namun dalam perawatan, almarhum meninggal dunia,” ujarnya.

Ditambahkannya, almarhum tidak disemayamkan di rumah duka dan langsung dimakamkan ke pemakanan desa Gawanan dengan protokol penanganan Covid-19.

“ Almarhum langsung dimakamkan  dan tidak disemayamkan di rumah duka. Warga hanya menggali kubur, sedangkan seluruh proses pemakaman sesuai dengan protokol Covid-19  yang dilakukan oleh petugas dari rumah sakit Moewardi,” tandasnya. Wardoyo

Exit mobile version