Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Mengenal Daun Sungkai, Tanaman di Jambi dan Kalimantan Diyakini Bisa untuk Obat Corona, Apa Istimewanya?

Gubernur Jambi Fachrori Umar menunjukkan daun sungkai yang diyakini bisa jadi obat Covid-19. Tribun Jambi/Zulkifli

JAMBI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kabar teranyar, daun sungkai diyakini bisa menjadi obat virus corona atau covid-19. Menanggapi informasi tersebut Gubernur Jambi, Fachrori Umar, langsung menginstruksikan Dinas Kehutanan Provinsi Jambi meneliti khasiat daun sungkai.

Instruksi Gubernur Jambi untuk meneliti daun sungkai ini bermula dari pernyataan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo.

Itu diungkapkan dalam rapat perkembangan penanganan Covid-19 Kepala BNPB dengan para gubernur se-Indonesia, secara video conference pada Rabu (22/4/2020) siang.
Saat itu Doni Monardo menyatakan mendapatkan informasi bahwa daun sungkai memiliki khasiat yang bisa membunuh virus corona.

Kepala BNPB meminta tolong kepada Gubernur Jambi untuk mengadakan penelitian terhadap manfaat daun sungkai.

”Tanaman ini menurut informasi banyak tumbuh di Provinsi Jambi. Apa hasilnya, tolong sampaikan ke kami secepatnya. Terima kasih Pak Gubernur,” ujar Doni Monardo.

Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi selaku Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jambi, Johansyah, menambahkan apabila daun sungkai terbukti bisa mengobati Covid-19, maka hasilnya segera dipublikasikan.

Mengutip mhomecare.co.id, Sungkai (Peronema canescens) sudah banyak digunakan sebagai obat saat anak-anak demam dan sakit kepala serta sakit gigi, asma, bahkan penyakit kulit seperti panu.

Daun sungkai ini biasa digunakan masyarakat pribumi Kalimantan.

Akhirnya para ilmuan melakukan penelitian dan menemukan bahwa daun muda sungkai tersebut memilik kandungan atau potensi (Antipiretik), obat yang sangat berkhasiat untuk menurunkan suhu badan dan sakit kepala.

Apakah daun sungkai itu?

Tribunjambi.com melansir rimbakita.com, Sungkai merupakan pohon yang kayunya kerap dimanfaatkan masyarakat.

Pohon dengan nama latin Peronema canescens ini juga disebut sebagai jati sabrang, ki sabrang, kurus dan sekai.

Pohon ini termasuk dalam famili Verbenaceae.

Pohon sungkai dapat tumbuh mencapai ketinggian antara 20-30 meter dengan cabang mencapai 10 meter. Diameter batang sungkai sekitar 60 Cm dengan batang lurus dan berlekuk dangkal, tidak berbanir, serta ranting dipenuhi bulu-bulu halus.

Pohon Sungkai berbuah sepanjang tahun.

Kulit luar tumbuhan sungkai berwarna kelabu atau sawo muda, beralur dangkal dan mengelupas kecil dan tipis.

Pohon sungkai menghasilkan kayu teras yang berwarna kuning muda atau krem.

Kayu sungkai memiliki ciri-ciri bertekstur kasar, kesat, tidak merata dengan arah serat lurus dan terkadang bergelombang.

Sama seperti jenis-jenis kayu dari pohon keras lainnya, kayu sungkai seringkali dimanfaatkan untuk rangka atap bangunan karena bersifat ringan dan kuat.

Selain itu, penggunaan kayu sungkai juga dipakai pada konstruksi tiang dan jembatan.

Alternatif pengganti kayu

Kayu dari pohon sungkai dijadikan alternatif pengganti kayu jati karena menghasilkan kayu yang baik, yakni kelas kuat II – III dan kelas awet II.

Prospek budidaya tanaman sungkai dapat dijadikan ladang bisnis yang cerah dan menguntungkan karena permintaan kayu yang cukup banyak.

Lokasi sebaran dan habitat

Pohon sungkai dapat ditemukan di daerah Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat dan hampir seluruh wilayah Kalimantan.
Tumbuhan sungkai cocok tumbuh di daerah tropis bercurah hujan A hingga C, baik ditanah kering maupun sedikit basah pada ketinggian 0 mdpl hingga 600 MDPL.

Kandungan tanah yang kaya akan unsur hara adalah media yang tepat bagi pertumbuhan pohon sungkai.

Dianjurkan pohon sungkai tidak ditanam pada jenis tanah mergel.

Apa saja manfaat kayu Sungkai

Sebelum mengetahui apa manfaatnya, berikut adalah spesifikasi dan ciri-ciri kayu sungai:

Warna kayu gubal putih dan bila dikeringkan berubah menjadi kekuning-kuningan, sedangkan warna kayu bagian teras putih sedikit gelap dan agak tua. Tekstur kayu sungkai agak kasar

Apabila diraba, kayu sungkai menciptakan kesan rapa permukaan yang agak kesat.

Arah serat sungkai cenderung lurus dan terkadang bergelombang

Kayu sungkai, oleh sebagian perajin, dimanfaatkan untuk pembuatan mebel, kerajinan dan bahan konstruksi atap.

Berikut ini adalah keunggulan dan kelemahan kayu sungai, yaitu:

1. Keunggulan

Kayu sungkai memiliki serat yang cukup bagus dan karakter kayunya awet, sehingga cocok digunakan untuk pembuatan furniture dengan konsep minimalis yang menonjolkan serat kayu.

Kekuatan kayunya juga disukai oleh tukang kayu karena pengerjaannya relatif mudah.

Kombinasi antara serat, kekuatan kayu dan harga yang lebih murah dibandingkan jenis kayu lainnya membuat sungkai menjadi alternatif pilihan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kayu.

2. Kelemahan

Meski dapat digunakan untuk produk furniture dan bahan konstruksi, namun kayu sungkai memiliki kelemahan, yaitu tidak cocok untuk penggunaan luar ruangan.

Contohnya adalah sebagai kursi di luar ruangan yang terkena sinar matahari terus menerus, karena kayu ini tidak tahan terhadap air seperti layaknya kayu jati. Selain itu, kayu sungkai juga rentan terkena serangan hama rayap.

Itulah sekelumit daun sungkai yang diyakini bisa menjadi obat Covid-19.

Semoga penelitian bisa cepat mendapatkan hasil.

Exit mobile version