Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Peluang Saham Farmasi di Tengah Pandemi Corona

ilustrasi / tribunnews

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (31/3/2020), ikut mendongkrak saham-saham emiten farmasi.

Demikian dipaparkan oleh pakar saham Indonesia, Ellen May dalam rilisnya ke Joglosemarnews. Dijelaskan, meski wabah virus corona (Covid-19) sudah hampir merata di semua provinsi, daya beli masyarakat produk kesehatan masih tinggi.

Ellen menjelaskan, dalam kondisi sekarang, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mencatatkan kenaikan penjualan sejak tahun 2019.

Berdasarkan keterbukaan informasi PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) yang dilansir Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Jumat (27/3/2020), perseroan mencatatkan kenaikan penjualan sepanjang tahun 2019.

Perseroan mengantongi penjualan hingga Rp 9,4T, naik 11,11% dibandingkan tahun sebelumnya. Dilihat dari segmennya sebesar 97,97% masih didominasi penjualan lokal.

“Sedangkan 2.03% sisanya berasal dari penjualan luar negeri,” beber Ellen.

Namun, beban pokok penjualan KAEF di 2019 meningkat menjadi Rp 5,9 T, sehingga laba bruto perseroan tercatat meningkat tipis menjadi Rp 3,5 T. Sementara itu, beban usaha KAEF di sepanjang 2019 meningkat menjadi Rp 3,21 T.

Dengan demikian, laba usaha perseroan di 2019 pun mengalami penurunan tajam menjadi Rp 501,66 M dari Rp 944,68 M pada tahun sebelumnya.

“Pada tahun 2019, beban keuangan KAEF tercatat sebesar Rp 497,97 M atau lebih tinggi dibandingkan pada 2018,” jelasnya.

Penurunan laba itu, menurut Ellen akibat meningkatnya arus kas untuk aktivitas operasi dan investasi yang tidak dibarengi dengan kenaikan signifikan dari pendapatan kas dari aktivitas pendanaan.

Pelemahan rupiah juga disinyalir turut menyebabkan laba perseroan menurun. Saat ini KAEF berada pada EPS -2,27 dengan PER -581,5x dan PBV 0,99x. Dari data tersebut Tim EMTrade tidak merefrensikan saham KAEF untuk investasi.

KAEF Produksi Cloroquine

Guna memerangi wabah Covid-19 di Indonesia, KAEF akan terus mendistribusikan masker sebanyak 4,7 juta potong ke berbagai rumah sakit dan layanan kesehatan lainnya.

KAEF sebagai salah satu anak usaha dari holding BUMN farmasi saat ini juga telah menyelesaikan pembuatan obat chloroquin yaitu obat malaria untuk penanganan wabah corona.

Mentri BUMN Erick Tohir menyatakan bahwa KAEF mampu memproduksi 3 juta chloroquine. Kementerian BUMN juga akan meminta bantuan dari Jepang untuk pengadaan penawar untuk melawan virus Covid-19.

“Saham KAEF melesat 10,73% di level Rp 1.290/saham pada Selasa (31/3/2020). Sepekan saham KAEF meroket 55,09% dan sebulan terakhir terbang 95%,” lanjutnya. suhamdani

Exit mobile version