Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Ribuan Hotel di Tanah Air Sudah Tutup Terhantam Wabah Corona, Sebagian Mem-PHK Karyawan

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wabah corona telah membuat sejumlah sektor ekonomi terpuruk, salah satunya sektor wisata dan hospitality. Saat ini sedikitnya sudah sekitar 1.200 hotel di Indonesia harus menutup usahanya karena tidak ada tamu dan layanan yang dikelola.

    Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Seluruh Indonesia (PHRI), Maulana Yusran mencatat, sebanyak 1.200 hotel saat ini sudah tutup lantaran terhantam efek penyebaran virus Corona (Covid-19).

    Jumlah tersebut masih dapat bertambah apalagi jika pandemi corona berlangsung berkepanjangan. “Dampaknya ini dirasakan oleh hotel di semua daerah karena memang enggak ada tamu. Ada pun hanya sedikit tidak bisa menutup biaya,” ujar Maulana.

    Maulana menyebutkan, pengusaha hotel telah kehilangan pasarnya saat virus Corona mulai masuk ke Indonesia. Kondisi itu rata dirasakan secara menyeluruh di semua daerah. Konsumen terbesar bagi hotel adalah tamu domestik yang sebagian besar menginap untuk kepentingan bisnis.

    Jumlah keseluruhan tamu domestik ini pun mencapai hingga 300 juta kunjungan. Dengan adanya virus corona, perjalanan-perjalanan dinas pun ditangguhkan sehingga otomatis situasi ini berpengaruh terhadap okupansi hotel.

    Menurut Maulana, tutupnya sejumlah hotel disebabkan oleh ketidakmampuan operator menanggung biaya operasional tanpa ada pemasukan dari cashflow atau arus kas. Tidak dipungkiri, kondisi ini menyebabkan sejumlah hotel merumahkan karyawannya.

    “Ada yang melakukan PHK (pemutusan hubungan karyawan), namun tidak banyak. Kebanyakan melakukan unchecklist. Karena kalau PHK mereka butuh biaya lagi (untuk membayar uang PHK),” ucap Maulana.

    Sementara itu, untuk hotel-hotel yang masih beroperasi, Maulana memperkirakan pengelola hanya akan mampu menjaga daya tahan bisnisnya selama tiga bulan. “Ketahanannya paling hanya bisa sampai Juni kalau seperti gini terus,” ujarnya.

    Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa mengatakan saat ini sejumlah hotel di Pulau Dewata tengah mencari model penyelamatan bisnis di tengah pandemi virus corona. Beberapa hotel, kata dia, menawarkan masa menginap lebih panjang hingga 30 hari dengan harga sewa yang lebih murah.

    “Kami bisa memahami bahwa ini situasi yang sulit. Saat ini, tidak ada turis sama sekali. Tapi mereka butuh biaya perawatan dan operasional yang tetap harus berjalan. Jadi, mereka menawarkan promo itu logis karena kamar kosong,” katanya ketika dihubungi.

    Sebagai upaya efisiensi dari sisi operasional, Putu menyebut beberapa hotel memang telah merumahkan karyawannya untuk sementara waktu. Namun, selama dirumahkan, karyawan-karyawan tersebut tetap diberikan gaji.(asa)



Exit mobile version