Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Viral Warga Dianiaya Pihak RT Karena Tanya Sembako, Begini Klarifikasi Camat Koja

Viral wanita dipukuli sama ibu RT gara-gara minta jatah sembako di kawasan Koja, Jakarta Utara. Tribunjakarta/Istimewa

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Viral kabar warga diduga dianiaya pihak RT karena menanyakan soal sembako di Jalan Rawabinangun II RT 006 RW 008 Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara mendapat tanggapan dari Camat Koja Ade Himawan.

Peristiwa itu berawal dari seorang wanita yang diketahui bernama Nur, meminta jatah bantuan sembako dari pemerintah di tengah wabah corona.

Nur merasa dirinya tercatat sebagai penerima bantuan sembako, namun sembako yang diharapkan tak urung juga diterima. Nur pun mendatangi kediaman Ketua RT untuk meminta hak nya.

Kendati demikian, Ibu RT merasa Nur tidak layak mendapat bantuan karena tidak berdomisili di daerah itu. Karena alasan itu, Nur pun pergi menemui Ketua RW untuk mendapatkan kejelasan.

Rupanya, Ibu RT merasa geram karena Nur melaporkannya kepada Ketua RW setempat.

“Ngapain nanya Pak RW? Pak RW tidak berhak, yang berhak di wilayah ini saya. Bertahun-tahun nggak berdomisili di sini, giliran dengar dapat sembako datang kesini, kamu pernah bayar iuran nggak ke saya?” ujar Ibu RT dalam video yang tersebar di jagat maya.

Bahkan keluarga RT sampai mengusir Nur dengan mengancam membuatkannya surat pindah.

Setelah itu, keributan masih terjadi. Akibat penganiayaan tersebut, Nur mendapatkan beberapa luka lebam di wajahnya.

Cerita viral tersebut diposting oleh akun bernama Rafael Rafa pada Kamis (23/4/2020) lalu.

Dalam keterangannya, kejadian tersebut terjadi pada Rabu (22/4/2020) lalu, pukul 15.00 WIB.

Lokasinya tepat di Jalan Rawabinangun II RT 006 RW 008 Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara.

Ditemui TribunJakarta, Camat Koja Ade Himawan membenarkan insiden tersebut terjadi di wilayahnya.

Ade Hinawan menilai, insiden tersebut bermula ketika dua warga bernama Nurhayati dan Nuraini menanyakan terkait bantuan sosial dari Pemprov DKI ke RW setempat.

Dikatakan Ade, pihak RW menginformasikan bahwa bantuan sosial tersebut ditangani oleh pihak RT.

Nur dianiaya Ibu RT 1

Mendapatkan informasi tersebut, keduanya lantas menanyakan kepada Ketua RT 007 yang bernama Imas.

Tangkapan layar unggahan viral akun Facebook Rafaell Rafa. (Istimewa)

Dari keterangan yang diterima Ade Hinawan, pihak RT memutuskan untuk mengembalikan bantuan sosial tersebut ke Dinas Sosial karena Nurhayati tidak terdaftar sebagai penerima bantuan.

Pasalnya, lanjut Ade, yang bersangkutan sudah bertahun-tahun pindah ke Bekasi.

“Nurhayati tidak tinggal di situ lagi, jadi dia tidak berhak menerima bantuan, dikembalikan ke Dinas Sosial,” ujar Ade Hinawan.

Perselisihan diawali dari adanya aksi adu mulut antara kedua warga tersebut dengan ketua RT dan anaknya, Prita.

Informasi yang diterima Camat, perkelahian terjadi setelah Nuraini dan Nurhayati mengucapkan sumpah serapah kepada ketua RT.

“Saya dapat informasi dari bawah, saksinya udah ada. Nuraini kakaknya, Nurhayati adiknya, setelah keluar itu marah, sumpah serapah didengar sama anaknya bu RT.”

“Karena anaknya membela ibunya mungkin terjadi cekcok mulut berarti kan si Prita kan dikeroyok, kok yang dikeroyok yang menang,” tegas Ade Hinawan.

Tanggapan sepupu

Rafa, saudara sepupu korban yang menuliskan cerita tersebut, membenarkan kejadian yang dialami oleh Nur. Rafa mengatakan, setelah dianiaya, sepupunya itu langsung melapor kepada kepolisian setempat.

Hingga Jumat (24/4/2020) siang tadi,

“Benar itu (kejadian penganiayaan, red), setelah kejadian dipukul itu dia langsung melapor polisi,” tutur Rafa saat dihubungi Tribunnews, Jumat (24/4/2020).

Rafa juga menuturkan, sepupunya masih mengurus perkara tersebut di Polres Metro Jakarta Utara.

“Dari pihak korban sedang melaporkannya ke polisi.”

“Dia sekarang lagi mengurus ke Polres,” kata Rafa.

Rafa pun mengaku tak terima bila keluarganya sampai dianiaya hanya gara-gara sembako.

Lebih lanjut, Rafa menuturkan bila keluarga Ketua RT tersebut belum meminta maaf.

Malahan, keluarga Ketua RT itu ingin melaporkan balik tindakan Nur.

“Saya dari pihak keluarga merasa tidak terima, korban masih di Polres.”

“Sampai saat ini tidak ada permintaan maaf dari pihak RT-nya.”

“Malah dia mau bikin laporan, mau balikin lapor memutar balikan fakta, tapi belum ditanggapin sama polisi,” pungkasnya.

Exit mobile version