Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Menengok Perjuangan Tak Kenal Lelah Petugas Pembantu KB di Desa Toyogo Sragen Perangi Wabah Covid-19. Berdayakan Emak-emak Buat Masker untuk Dibeli, Tiap Sore Terjun ke Masyarakat Untuk Dibagi Gratis

Kader PPKBD, Posyandu, Karang Taruna hingga anak di Desa Toyogo Sambungmacan saat bersiap membagi masker dan takjil peduli wabah covid-19 di jalan Tunjungan-Gondang, Rabu (13/5/2020). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Wabah covid-19 atau corona virus membuat banyak elemen tergerak untuk melakukan upaya pencegahan.

Di Desa Toyogo, Kecamatan Sambungmacan Sragen, kiprah tak kalah mulia ditunjukkan oleh kader peran pembantu pembinaan keluarga berencana desa (PPKBD).

Kader PPKBD dan Posyandu di desa ini rupanya tak kenal lelah bergerak melakukan beragam kegiatan untuk membantu penanganan covid-19 di wilayah setempat

Ketua PPKBD Desa Toyogo, Puri Indrayani mengatakan salah satu kegiatan yang dirintisnya di masa pandemi covid-19 adalah memberdayakan pembuatan masker kepada ibu-ibu yang memiliki keterampilan menjahit.

Para ibu yang sebelumnya sudah mengikuti pelatihan menjahit, diberdayakan membuat masker kain. Masing-masing diberi jatah membuat 100 lembar masker dengan harga Rp 3.000.

“Hasilnya masker itu nanti kita beli dengan dana dari donatur. Kemudian tiap sore kita bagikan ke warga dan pengendara di jalan raya secara gratis. Alhamdulillah, sampai hari ini sudah ada 9 ibu-ibu yang kita gandeng untuk membuat masker,” papar Puri kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (13/5/2020).

Puri menguraikan pemberdayaan emak-emak membuat masker itu dilakukan untuk membantu mereka yang mayoritas kesulitan ekonomi dampak covid-19.

Sejauh ini, dari 9 ibu-ibu itu sudah berhasil memproduksi 550 masker sejak empat hari lalu. Masker tersebut sudah didistribusikan ke warga dan pengendara selama empat hari terakhir.

Pembagian dilakukan dengan menggandeng RT, RW dan karang taruna setempat. Pembagian juga disertai bantuan takjil yang diberikan kepada setiap pengendara dan warga yang melintas.

“Sudah empat hari tiap sore kami terjun membagi masker dan takjil ke warga dan pengendara. Anak-anak saya juga ikut membantu bagi masker ke warga. Kami membawahi lima dukuh yakni Karangasem, Toyogo, Kaliwurung, Jaten dan Ngadirejo,” terangnya.

Puri menuturkan kegiatan tersebut digagas atas inisiatifnya bersama karang taruna, RT dan RW setempat.

Salah satu kader PPKBD saat menyetorkan masker produksinya ke posyandu untuk dibeli oleh PPKBD dan dibagi ke warga. Foto/Wardoyo

Selain memberi tambahan penghasilan ibu-ibu lewat masker, pembagian masker ke warga dan pengendara juga dimaksudkan untuk menggugah kesadaran masyarakat mengenakan masker.

“Setiap kita bagi masker, selalu kita selipkan pesan menaati protokol kesehatan untuk mencegah covid-19. Karena realitanya masih banyak warga yang nggak pakai masker. Padahal jalur Tunjungan-Gondang ini jalur ramai antar kecamatan yang banyak dilalui warga dari luar. Lewat bantuan masker ini wujud dukungan kami untuk pencegahan covid-19, sedangkan takjil dan nasi kotak kita bagikan untuk meringankan beban masyarakat,” terangnya.

Sampai kapan aksi bagi masker dan takjil akan dilakukan, Puri menyebut akan terus dilakukan sampai jatah 900 masker terpenuhi dan jika ada donatur lagi, maka kegiatan akan terus dilanjutkan.

Kadus Toyogo, Aris Tiyanto mendukung penuh kegiatan sosial dari PPKBD, karang taruna dan ibu-ibu kader Posyandu maupun PPKBD.

Menurutnya hal itu sangat positif untuk membantu percepatan penanganan wabah covid-19. Sejauh ini dari Pemdes dan bupati, juga sudah membantu masker ke semua warga.

Akan tetapi, realita di lapangan, kesadaran masyarakat untuk mengenakan masker ketika di luar rumah, relatif masih kurang.

“Makanya kami juga ikut terjun membantu sosialisasi utamanya mengingatkan penggunaan masker, cuci tangan, jaga jarak, jangan keluar rumah jika tidak ada keperluan mendesak,” terang Kadus yang sekaligus suami Puri Indrayani itu.

Kader Posyandu saat membagi masker ke pengendara. Foto/Wardoyo

Tak hanya masker, sosialisasi juga diberikan terkait kewajiban isolasi mandiri bagi warga perantau yang pulang.

Kemudian, satgas mewajibkan semua pelaku perjalanan dari luar kota, melapor ke posko covid-19 di balai desa untuk didata. Kemudian diperiksa dan setelah itu rumah mereka ditempeli stiker karantina mandiri di rumah selama 14 hari.

“Karena warga juga kadang gampang-gampang susah. Tapi dengan sosialisasi terus, Alhamdulillah warga sudah lumayan mengindahkan. Kalau ada yang bandel, nanti Satgas yang bertindak,” urai Aris.

Berkat dukungan masyarakat, RT, RW dan elemen PPKBD, Aris menyebut sejauh ini Desa Toyogo tercatat masih steril dari orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP) hingga kasus positif.

“Inilah semangat kebersamaan di Dess Toyogo untuk bersama-sama mencegah wabah covid-19,” tukasnya.

Salah satu kader Posyandu dan PPKBD, asal Bumiaji, Gondang, Suwanti (34) menuturkan dirinya memang direkrut untuk membuat masker oleh PPKBD.

Jatah 100 lembar masker itu dibuat selama hampir tiga hari dengan memanfaatkan waktu senggangnya.

“Bahannya beli dan juga memakainkain perca sisa praktik pas latihan menjahit. Alhamdulillah kami senang bisa direkrut buat masker. Sedikit-sedikit bisa membantu penghasilan karena bulan puasa ini banyak nganggurnya. Hari ini tadi saya setor 30 lembar masker. Kemarin 25 masker. Ini sangat membantu yang nganggur di rumah agar ada kegiatan dan dapat penghasilan,” tuturnya. Wardoyo

Exit mobile version