WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Seorang perempuan asal Kecamatan Paranggupito Wonogiri berusia 53 meninggal dan dimakamkan dengan protokol COVID-19.
Selain itu sejumlah anggota keluarga harus menjalani karantina mandiri.
Hal itu ditempuh lantaran perempuan yang berprofesi perawat lansia ini sebelumnya berasal dari Semarang. Di samping itu berdasarkan hasil Rapid test dinyatakan reaktif.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wonogiri, Joko Sutopo, mengatakan, selama ini perempuan tersebut berdomisili di Semarang sebagai perawat lansia. Dia sempat mengalami sakit beberapa waktu.
“Lantaran sakitnya itu dia dijemput keluarganya pada 13 Mei lalu. Di rumah dua hari, dan dirawat ke rumah sakit di kecamatan setempat. Dari hasil pemeriksaan itu diketahui bahwa yang bersangkutan memiliki riwayat hipertensi,” beber dia.
Pada 16 Mei, ada pemeriksaan ulang. Lalu 17 Mei kondisi semakin kritis dan pada 18 Mei meninggal dunia.
Sebagai upaya antisipasi maka dilakukan rapid test dan asilnya reaktif. Selain itu, telah diambil sampel untuk uji swab.
Langkah lain yang diambil paska kejadian itu, langsung dilakukan tracing kontak erat dengan yang bersangkutan dan skrining baik kontak sedang maupun kontak erat.
“Sudah kita perintahkan Puskesmas terdekat untuk segera melakukan karantina. Termasuk kontak erat dalam hal ini keluarganya yang menjemput, menggendong, ngerokin juga dikarantina,” ujar dia.
Dari hasil skrining awal, kontak erat maupun warga yang menjenguk korban di rumah diketahui dalam kondisi baik-baik saja. Dia menyatakan bahwa ada delapan warga yang pernah kontak erat dengan korban yang saat ini menjalani karantina mandiri.
Bupati menyatakan, karena korban selama ini berdomisili di Semarang maka statusnya masuk dalam ODP. Ketika hasil rapid testnya reaktif maka statusnya menjadi PDP.
Kepala Dinas Kesehatan Wonogiri, Adhi Dharma menyatakan yang bersangkutan belum kemungkinan positif terpapar COVID-19. Pemeriksaan baru berdasarkan hasil rapid test. Sampai saat ini hasil test swab belum keluar. Aria