SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus pembajakan akun whatsapp (WA) sejumlah kepala desa (Kades) di Sragen untuk digunakan meminta sejumlah uang kepada tokoh-tokoh dan warga, mencuatkan fakta baru.
Si pembajak akun WA itu dikenali memiliki akun WA “TANSAH LAN BERSUKUR”. Modus yang dilakukan oknum tersebut yakni membajak foto profil dan akun Kades.
Kemudian menghubungi warga dan meminta tolong untuk ditransfer sejumlah uang ke rekening bank tertentu.
Aksi pembajakan itu terungkap ketika salah satu Kades yakni Kades Bedoro Kecamatan Sambungmacan, Pri Hartono melaporkan kasus pembajakan WA yang dialaminya ke Polres Sragen, Rabu (27/5/2020) petang.
“Akun yang membajak WA saya itu memiliki profil dengan nama TANSAH LAN BERSUKUR,” papar Kades Bedoro, Pri Hartono, seusai melapor ke Polres Sragen, Rabu (27/5/2020) petang.
Ia melapor ke Polres sekitar pukul 17.00 WIB dan diterima Kanit SPK Polres, Ipda Iwan Subekti. Kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kades Pri Hartono (36) asal Dukuh Tegalrejo RT 33/8, Bedoro itu mengungkapkan pembajakan akun WA-nya diketahui siang kemarin pukul 12.30 WIB.
Saat itu mendadak ada salah satu warganya yang mengkonfirmasi apakah dirinya meminta transferan uang.
Sontak, ia kaget karena merasa tak pernah menghubungi warganya itu untuk mentransfer uang ke rekening. Setelah dicek, ia kaget ternyata foto profil yang digunakan pembajak adalah foto dirinya.
“Yang pertama kali melapor adalah warga saya, Pak Mahmudin warga Dukuh Pucang Desa Bedoro. Dia melaporkan kalau dikontak dan diminta transfer uang Rp 3 juta. Padahal saya tidak kontak. Kemudian Mas Antok warga Dukuh Bero RT 10 Desa Bedoro. Terus tadi Pak Lurah Toyogo juga melapor kebetulan dari Agus Anshori Dukuh Bero RT 13 dari Lurah Toyogo,” paparnya seusai melapor.
Pri Hartono menguraikan ternyata banyak Kades yang juga mengalami hal yang sama. Menurutnya, dari laporan yang diterimanya, saat bersamaan ada beberapa Kades yang juga mengalami pembajakan yang sama.
Di antaranya Kades Wonotolo Gondang, Kades Pilang Masaran, Kades Toyogo Sambungmacan, Kades Tanggan Gesi, Kades Sambi Sambirejo dan beberapa Kades lainnya.
“Nominal yang diminta ditransfer antara Rp 2 juta hingga Rp 3 juta. Modusnya mereka menanyakan apakah punya M-Banking dan kemudian dimintai tolong untuk mentransfer. Alhamdulillah, sejauh ini beberapa warga saya yang dikontak itu belum ada yang mentransfer uang, tapi ini menjadikan kami resah. Makanya saya beranikan melapor ke polisi,” terangnya.
Ia berharap pihak kepolisian bisa mengusut kasus pembajakan akun WA itu agar tidak meluas dan tak sampai memakan korban.
Lantas kasus itu tidak terulang kembali karena sangat merugikan baik para Kades atau warga yang mungkin terlanjur percaya.
“Semoga masyarakat yang saat ini sedang mengalami pandemi corona, juga tidak mudah percaya dengan modus itu dan mentransfer sejumlah uang. Walaupun yang digunakan untuk meminta itu adalah akun dan profil Kades atau tokoh yang lain. Ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua agar tidak mudah percaya dengan modus-modus seperti itu,” tukasnya.
Terpisah, Kasubag Humas Polres Sragen, AKP Harno mengatakan setiap laporan atau aduan masyarakat yang masuk pasti akan diterima. Nantinya akan ditindaklanjuti dan diproses sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Ia mengimbau masyarakat untuk waspada dengan modus-modus penipuan yang mencatut nama tokoh dan meminta uang. Wardoyo