Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Pedagang Candi Gedong Songo Curhat ke Gubernur, Ganjar: Pengelola Harus Siapkan Polisi Wisata

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat berbincang dengan dua pedagang yang tengah menyampaikan curahan hati alias “curhat” kondisi perekonomian semenjak ditutupnya kawasan wisata Candi Gedong Songo akibat pandemi Covid-19. Humas Pemprov

UNGARAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sejumlah pedagang di kawasan wisata Candi Gedong Songo mengeluhkan banyak hal kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Pedagang menyampaikan curahan hati alias “curhat” terkait kondisi ekonomi yang semakin tidak menentu.

Kehadiran Ganjar benar-benar meninggalkan kesan bagi dua pedagang yang biasa mangkal di tempat wisata tersebut. Saat awal Ganjar mendekat dan menyapa, kedua perempuan pedagang paruh baya itu langsung berlari mendekati Ganjar Pranowo saat baru saja tiba di Candi Gedong Songo Kabupaten Semarang, Sabtu, 13 Juni 2020 lalu.

Meski datang sambil gowes dengan wajah ditutupi masker dan berkacamata, namun hal itu tidak membuat mereka lupa dengan paras ganteng Gubernur.

Dua perempuan itu adalah Gini dan Rini Amri, pedagang yang biasa berjualan di obyek wisata Candi Gedong Songo. Sambil menggendong anaknya yang masih balita, Rini Amri dan Gini begitu semangat menghampiri Ganjar yang masih ngos-ngosan sesaat bersepeda sejauh 24 kilometer sekaligus menaklukkan tanjakan terjal lereng Gunung Ungaran.

Tanpa basa-basi, Gini dan Rini langsung bertanya kepada Ganjar, kapan tempat wisata itu akan dibuka. Tak lupa, mereka juga curhat tentang bagaimana kehidupannya paskapenutupan objek wisata itu.

“Pak, kapan bukane wis suwe ora dodolan, ndak ada penghasilan. (Pak kapan dibuka lagi sudah lama tidak jualan, tidak ada penghasilan),” kata Rini.

Rini mengaku sejak objek wisata itu tutup tiga bulan lalu, praktis mereka tidak mendapat penghasilan. Mereka berharap candi segera dibuka kembali agar dapur kembali mengepul.

“Cepat dibuka pak, kami sudah tidak sabar,” ujar Gini menambahkan.
Meski masih terlihat terengah-engah, Ganjar tetap sabar menghadapi keluhan dua warganya. Bahkan sesekali, Ganjar memberikan jawaban dan edukasi diselingi candaan. “Nek sesuk tak buka pie, setuju mboten? (Kalau saya buka besok gimana, setuju tidak). Tapi sekarang sedang musim virus corona, sampeyan (Anda) mau ketularan?” kata Ganjar.

Mendengar jawaban itu, dua pedagang itu hanya terdiam. Sadar bahwa tempat itu belum akan dibuka dalam waktu dekat, mereka pun kemudian meminta solusi terbaik kepada Ganjar.

Ganjar meminta para pedagang tetap bersabar. Sebab saat ini, pemerintah sedang gencar melakukan persiapan untuk kembali membuka fasilitas-fasilitas publik termasuk pariwisata, dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

“Sabar, ini sedang kami siapkan. Kita latihan dulu ya, disiapkan nanti kira-kira seperti apa. Kemarin saya sudah ke Borobudur juga sama, sedang menyiapkan. Nanti pedagang diajak simulasi, cara jual belinya gimana, pengaturan jaraknya gimana, pembayarannya langsung dipegang atau disiapkan tempat khusus. Ini kan perlu latihan, tidak bisa cepat-cepat,” tutur gubernur dengan rambut khas warna putih itu.

Sebab saat ini, pemerintah sedang gencar melakukan persiapan untuk kembali membuka fasilitas-fasilitas publik termasuk pariwisata, dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Kepada pengelola Ganjar meminta agar protokol kesehatan disiapkan betul apabila nantinya dibuka lagi. Meski datang sambil gowes dengan wajah ditutupi masker dan berkacamata, namun hal itu tidak membuat pangling masyarakat sekitar.

“Flow mereka antri seperti apa, sarana prasana seperti tempat cuci tangan juga harus disiapkan, semua pengunjung wajib pakai masker, jaga jarak dan dicek suhu tubuhnya,” katanya.

Ganjar juga meminta pengelola untuk menyiapkan polisi wisata. Polisi wisata itu ditugaskan untuk mengawasi pengunjung, menegur mereka yang tidak taat aturan serta membatasi agar tidak ada kerumunan.

“Saya minta segera dilakukan simulasi. Diuji coba dulu dengan sedikit pengunjung, mengajak wartawan dan pegiat pariwisata sehingga bisa diketahui bagaimana pengelolaannya. Polisi wisata juga harus dioptimalkan untuk mengatur, agar semua yang ada di sini nantinya bisa aman dan nyaman,” tutupnya.

Sementara itu, salah satu pengurus obyek wisata Candi Gedong Songo, Siswanto mengatakan, Candi Gedong Songo sudah ditutup sejak Maret lalu. Saat ini, pihaknya sedang mempersiapkan sarana prasarana apabila nanti kembali dibuka.

“Sedang disiapkan semuanya, tempat cuci tangan, poster himbauan, garis-garis untuk jaga jarak dan sebagainya. Minggu depan kemungkinan kami akan melakukan simulasi,” katanya.

Siswanto menerangkan, setiap hari tak kurang dari 500 wisatawan masuk ke tempat wisata itu. Apabila akhir pekan atau libur hari besar, pengunjung bisa mencapai 4-5 ribu.

“Kalau nanti dibuka kembali, tetap kami akan lakukan pembatasan, paling tidak 50 persen dari total pengunjung biasanya,” pungkasnya. Satria Utama

Exit mobile version