Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Puluhan Mahasiswa Unnes Tuntut Keadilan di Tengah Pandemi, Disiplin Terapkan Protokol Kesehatan saat Aksi

Belasan mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) untuk menuntut keadilan dengan menggelar aksi demo di area kampus tersebut, Selasa (2/6/2020). Satria Utama

SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Meski di tengah pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat belasan mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) untuk menuntut keadilan, Selasa (2/6/2020), kemarin.

Dengan menerapkan social distancing, belasan mahasiswa U menggelar aksi demonstrasi di depan gedung rektorat Unnes. Mereka menuntutmenuntut perguruan tinggi tersebut mengembalikan uang kuliah tunggal (UKT) yang telah mereka bayarkan karena perkuliahan dilakukan secara daring selama pandemi Covid-19.

Menteri Kajian BEM Keluarga Mahasiswa Unnes, Radit di Semarang, Selasa, mengatakan tuntutan pengembalian UKT tersebut wajar dan manusiawi, mengingat kondisi perekonomian para mahasiswa yang terpukul akibat Covid-19.

Menurut dia, ada hak-hak mahasiswa yang tidak dipenuhi selama pelaksanaan perkuliahan secara daring.

Ia juga menjelaskan salah satu dasar tuntutan pengembalian UKT tersebut, yakni pendataan yang dilakukan terhadap 2.216 mahasiswa Unnes. “Dari pendataan itu, 92 persen mahasiswa menyatakan perekonomian keluarganya terdampak pandemi Covid-19,” katanya.

Sementara itu Wakil Presiden Mahasiswa Unnes, Didik Armansyah, menjelaskan, terdapat 79 lembar tuntutan serta rekomendasi kepada rektor yang tidak hanya menyangkut masalah UKT.

Menurut Didik, kajian yang dibuat pihaknya merupakan hasil riset mahasiswa selama pandemi ini. Pihaknya mencatat beberapa poin yang dijadikan rekomendasi kepada rektor Unnes.

“Kami minta adanya transparansi, pengembalian UKT kami, penyesuaian UKT mahasiswa terdampak, evaluasi kuliah daring, jaminan tidak ada pengeluaran tambahan bagi mahasiswa baru, dan menjalankan poin yang diatur majelis rektor,” papar dia.

Didik menambahkan, tuntutan pengembalian UKT tersebut didasari pada kondisi saat ini. Dia menilai mahasiswa tidak bisa mendapatkan hak belajar sesuai UKT yang dibayarkan.
Maka itu, pihaknya meminta rektor mengembalikan UKT tersebut sesuai tuntutan mahasiswa. Menurut dia, jika sebagian UKT itu dikembalikan akan sangat berguna bagi biaya hidup keluarga.

“Kami meminta UKT turun ini bukan hanya tuntutan secara ekonomi, namun juga kita bahas mengenai kemanusiaan. Betapa pentingnya uang untuk bertahan hidup keluarga di masa pandemi ini,” tandas dia.

Menambahkan salah satu koordinator Aliansi Mahasiswa Unnes, Frans Napitu, mengatakan mahasiswa hanya mengikuti kegiatan kuliah selama dua minggu. Selebihnya, kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring di rumah masing-masing.

Padahal, UKT yang dibayarkan sudah secara tuntas di awal. Oleh karenanya, Frans menilai mahasiswa tidak mendapatkan haknya secara utuh. “Kami tuntut keadilan. Kami tidak merasakan hak yang seharusnya kami dapatkan,” tambahnya.

Lebih jauh, Frans menegaskan aksi yang digelar bukan merupakan aksi yang ditunggangi kepentingan politik. Menurutnya, aksi ini merupakan aksi murni menuntut keadilan hak mahasiswa.

Dia juga menyinggung terkait demokrasi yang tidak sehat di Unnes. Kata dia, banyak mahasiswa dan dosen yang mengalami intimidasi dan represi apabila menyuarakan aspirasi mereka.

“Kami tidak ada kepentingan politik di sini. Kami murni menuntut keadilan. Dan kami meminta tidak ada represi terhadap mahasiswa dan dosen yang menyuarakan aspirasi,” tutup dia.

Terpisah, Wakil Rektor Unnes Bidang Kemahasiswaan, Abdurrahman mengatakan perguruan tinggi ini telah menerbitkan Peraturan Rektor Nomor 10 Tahun 2020 tentang Pembayaran Uang Kuliah Tunggal Pada Masa Pandemi Covid-19 untuk Semester Gasal 2020/2021.

Aturan tersebut mengatur tentang kebijakan pembayaran UKT mulai dari mengangsur, penurunan, hingga pembebasan uang kuliah. “Unnes membebaskan UKT untuk mahasiswa yang tinggal menyelesaikan skripsi atau tugas akhir,” katanya. Satria Utama

Exit mobile version