Site icon JOGLOSEMAR NEWS

17 Sekolah di Kota Magelang Simulasikan Pembelajaran Tatap Muka

Simulasi skema pembelajaran tatap muka di Kota Magelang. Istimewa

MAGELANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tahun ajaran baru 2020/2021 di Jawa Tengah telah mulai digelar pada Senin (13/7/2020). Namun, skema pembelajaran dengan sistem tatap muka belum bisa sepenuhnya diterapkan di semua daerah di Jawa Tengah.

Berbeda dengan daerah yang masih dalam kategori zona merah pandemic corona virus disease 2019 (covid-19), mengawali Tahun Ajaran Baru ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang menggelar kegiatan simulasi pembelajaran tatap muka di 17 sekolah secara bergantian. Simulasi ini sebagai persiapan sebelum pembelajaran tatap muka dibuka kembali pada era adaptasi baru.

Kegiatan dimulai dari SMPN 1 Kota Magelang, Senin (13/7/2020) dan akan digelar bergantian di sekolah yang ditunjuk, yakni TK Negeri Pembina, SD Kedungsari 1, SD Magelang 7, SD Magersari 2, dan 12 SMP lainnya.

“Kalau situasinya nanti memungkinkan pembelajaran tatap muka, maka kita sudah siap dengan sistemnya. Utamanya kita menerapkan prosedur protokol kesehatan yang ketat,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang, Agus Sujito, ditemui di sela kegiatan simulasi di SMP 1 Magelang, Senin (13/7/2020).

Dijelaskannya lebih lanjut, simulasi dimulai dari anak/ pelajar datang ke sekolah. Anak terlebih dahulu mencuci tangannya dengan sabun, lalu di cek suhu tubuhnya oleh petugas. Di ruang kelas, tempat duduk sudah diatur, yakni satu meja satu kursi.

“Kalau normalnya 32 siswa per kelas, di masa transisi atau new normal ini hanya separuhnya, yakni maksimal 16 siswa per kelas. Sistemnya bergantian, anak-anak sehari belajar di sekolah sehari di rumah,” katanya.

Awal tahun ajaran baru 2020/2021, katanya, secara resmi sudah dimulai Senin (13/7/2020). Namun, masih menggunakan sistem daring, karena tatap muka belum diperbolehkan. Di tahun ajaran baru ini, pihak sekolah dan guru dituntut meningkatkan sistem pembelajaran dibanding sebelumnya.

“Awal penerapan belajar dari rumah memang banyak kendala. Tapi seiring perjalanan waktu bisa teratasi, dan kami harap ke depan pelaksanaan jauh lebih baik. Guru bisa gunakan berbagai jenis media, seperti WA group, video call, google class room, zoom, dan lainnya,” jelasnya.

Khusus untuk PAUD, guru wajib menjadwalkan kunjungan ke rumah siswa. Dalam kunjungan ini pun harus menerapkan protokol kesehatan, yakni pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak.

“Sebulan sekali guru mengunjungi muridnya di rumah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala SMP 1 Magelang, Nur Wiyono mengutarakan, dalam simulasi ini menghadirkan siswa dari dua kelas, yakni kelas 8 dan 9 masing-masing sebanyak 16 siswa. Mereka menjalani simulasi mulai dari kedatangan ke sekolah, hingga pembelajaran di kelas.

“Anak-anak ke sekolah sudah harus memakai masker dan face shield. Anak-anak juga membawa bekal sendiri, karena kantin kita tutup dulu. Sementara waktu belajar 30 menit per pelajaran. Kalau dijinkan per 1 Agustus nanti sehari ada empat pelajaran,” paparnya.

Dia menyebutkan, dilihat dari berbagai instrumen verifikasi kesiapan yang diinstruksikan dinas, sekolahnya dinyatakan siap menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Instrumen mulai dari surat keputusan (SK) Kepala Sekolah tentang tim gugus sekolah tangguh sampai persiapan orang tua dan murid.

“Instrumennya banyak, dan kami sudah memenuhi itu semua. Artinya, kami siap menyambut kenormalan baru di satuan pendidikan Kota Magelang,” imbuhnya.

Sekretaris Daerah Kota Magelang Joko Budiyono menegaskan, pembelajaran tatap muka sejauh ini belum akan dilaksanakan mengingat pandemi Covid-19 belum usai. Meskipun kasus Covid-19 di Kota Magelang sudah dapat terkendali.

Selain simulasi, Disdikbud pun sedang merumuskan panduan tentang pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19.

“Ini penting untuk menekan penularan Covid-19, protokol kesehatan harus ketat betul. Kalau tidak pasti akan meledak (kasusnya),” tandas Joko. Satria Utama

Exit mobile version