![IMG_20200225_112514](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2020/02/IMG_20200225_112514.jpg?resize=640%2C448&ssl=1)
![](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2020/02/IMG_20200225_112514.jpg?resize=640%2C448&ssl=1)
SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Salah satu kandidat di Pilkada Sragen, Sukiman mengaku tak patah arang meskipun batal direkom oleh Golkar.
Pengusaha kelahiran Kedawung Sragen itu menyebut masih berikhtiar untuk melakukan komunikasi dengan dua parpol yakni PKS dan Gerindra demi meraih asa terakhir bisa maju Pilkada.
“Kami masih akan berikhtirar supaya Sragen punya pilihan-pilihan pimpinan yang bisa membawa Sragen lebih baik. Kalau memang Allah meridhai kami, pasti akan ada jalan,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (29/7/2020).
Pengusaha bergelar doktor itu mengatakan saat ini pihaknya bersama Irianto, masih melakukan komunikasi dengan PKS dan Gerindra. PKS yang memiliki enam kursi dan Gerindra lima kursi, menjadi harapan terakhir untuk bisa mengusung calon ke Pilkada.
Menurutnya, sejauh ini komunikasi dengan kedua parpol sangat bagus. Bahkan ia mengklaim dua tiga hari ke depan akan ada finalisasi kerjasama dengan kedua partai itu.
“Tunggu, Insya Allah akan memberikan jalan. Kalau memang Golkar gak berkenan, yang penting kami dari KITO akan berikhtiar untuk mendapat rekom partai tersisa. Kemungkinan masih terbuka dan segala kemungkinan bisa saja terjadi,” terangnya.
Ia mengatakan terkait rekomendasi Golkar diarahkan ke pasangan lain, ia menilai itu hak DPP. Namun alasan penarikan mandatnya karena dianggap gagal mencari wakil dan partai koalisi, menurutnya hal itu seolah membunuh karakternya.
“Karena saya nggak gagal, dua tugas itu sudah terpenuhi cuma saya katakan masih on process dan tinggal nunggu rekom dan waktu saja. Tapi kalau diopinikan saya dianggap gagal, ini seperti ada pembunuhan karakter. Karakter anak-anak Sragen dibunuh di situ. Seakan-akan orang lain tidak berhak untuk maju sebagai kontestan di politik,” terangnya.
Ia memandang sebenarnya bukan ambisi yang mendorongnya maju Pilkada. Akan tetapi ia hanya ingin anak-anak Sragen yang punya kapasitas bisa mendapat kesempatan untuk berkontribusi membangun Sragen.
Dengan ada banyak calon yang maju, sebenarnya akan memberikan dan memperkaya khazanah pilihan calon pemimpin bagi rakyat.
“Kalau ada dua calon kan minimal di antara dua itu pasti ada yang lebih baik dibanding kalau hanya satu calon tunggal saja,” tandasnya. Wardoyo