Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Curhat Frustasinya Petani Sidoharjo Sragen Hadapi Serangan Tikus Yang Makin Merajalela. Dari Belerang, Granul Hingga Umpan Sudah Tak Mempan, Ronda Pun Sampai Pindah ke Sawah

Petani di Patihan, Sidoharjo, Sragen saat menyampaikan curhat soal tikus di hadapan bupati, Selasa (14/7/2020). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sejumlah petani di Desa Patihan, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen mengeluhkan hama Tikus sawah yang semakin merajalela.

Mereka sampai kehabisan akal menghadapi serangan hewan pengerat itu yang menghabiskan tanaman dan memupus harapan panen.

Keluhan tersebut disampaikan langsung di hadapan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat menghadiri acara Sosialisasi Era New Normal di Balai Desa Patihan, Sidoharjo, Selasa (14/7/2020).

Warsono (63) salah satu warga blak-blakan menyampaikan ke bupati beberapa kali hasil panen lahan padi seluas 2 patok miliknya, semakin berkurang gegara tikus.

Sebelumnya lahan miliknya bisa menghasilkan 25 karung gabah. Namun sejak serangan tikus mengganas beberapa musim terakhir, panenannya hanta menghasilkan gabah sebanyak 14 sampai 16 karung saja.

”Kadang saya juga sedih. Lahan luas tapi hasilnya seperti itu. Saya sendiri juga sudah melakukan tindakan mengatasi hama tikus ini. Yang pakai omprong dengan belerang itu, obat tetes, granul dan lain lain. Tapi saya rasa tikus juga tidak berkurang,” ujarnya.

Warsono menuturkan petani di wilayahnya seolah frustasi menghadapi pandemi tikus yang makin sulit dibasmi.

Bahkan tiap malam dirinya harus selalu di sawah menjaga sawah dengan alat seadanya untuk membasmi tikus di malam hari.

“Saya malam- malam sampai jaga di sawah. Lahan milik saya juga sudah saya kasih pagar plastik keliling tapi ternyata tikus masih bisa masuk dengan cara melompat. Saya udah tidak tahu lagi bagai mana solusinya. Saya minta sama Ibu Bupati agar membantu kami para petani membasmi hama ini,” tukasnya.

Petani lain, Parmanto juga mengeluhkan senada. Ia menilai saat ini petani dihadapkan situasi sangat sulit ketika beberapa musim tanam terakhir, selalu dirusak hama tikus.

Ia mengatakan selama ini, penanganan dari petugas atau dinas terkait juga minim. Bantuan untuk pemberantasan hama tikus, penyuluhan maupun pendampingan juga jarang diperoleh.

Sehingga petani harus berjibaku memutar otak untuk menyelamatkan tanaman dari hama tikus. Namun kadang berbagai upaya yang ditempuh tetap gagal membendung serangan tikus.

“Kemarin padi kami sampai gor (gagal total) karena baru beberapa hari tanam sudah dibabat tikus. Kami juga heran, tikus saat ini seperti nggak terkendali. Semalam kalau dibiarkan bisa habis satu patok tanaman. Pasang plastik, umpan dan cara apapun hampir nggak mempan,” kata dia.

Menanggapi keluhan petani, Bupati Yuni menyampaikan bahwa pemerintah akan selalu hadir membantu masyarakat dalam penanganan hama tikus ini.

Pihaknya akan mengangarkan dana untuk pembelian burung hantu yang akan dipasang di setiap sudut sawah milik petani.

“Saya tidak ingin petani pasang jebakan tikus dengan setrum listrik. Takutnya nanti kelalaian kita bisa menyebabkan nyawa orang lain yang jadi korbannya. Makanya kemarin ada yang mengusulkan agar memasang burung hantu,” jelasnya.

Bupati mengaku juga telah menerima masukan para petani untuk beberapa permasalahan. Seperti pupuk, obat-obatan, penanganan tikus, wereng tahun depan.

“Kalau untuk burung hantu saya belum bisa bicarakan. Nanti kita jalin dengan DPR, aspirasi dari masyarakat nanti kita duduk bareng membahas masalah ini tahun depan kita anggarkan agar masalah ini selesai,” tandasnya. Wardoyo

Exit mobile version