Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Diterpa Gelombang Kedua Virus Corona, Reputasi Australia Runtuh

Ilustrasi melawan virus corona. Pixabay/Ahmad Triyawan

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Reputasi Australia yang berhasil menekan penyebaran virus Corona hampir di titik nol, akhirnya buyar sudah.

Pasalnya, negeri kanguru, khususnya di Kota Melbourne, kota kedua terbesar di Australia akhirnya dilanda gelombang kedua wabah virus Corona.

Akibatnya, ibu kota negara bagian Victoria dengan populasi sekitar lima juta jiwa itu telah mengkarantina 12 area.

Kota itu mencatat 127 kasus dalam semalam atau peningkatan harian terbesar kota itu. Selama akhir pekan, pihak berwenang Victoria melarang 3.000 penduduk dari sembilan tower perumahan publik meninggalkan apartemen mereka.

Menurut Bloomberg, Melbourne merupakan kota yang bergantung terhadap wisatawan mancanegara, pelajar internasional, dan migran. Hal itu tentu kembali menghambat ekonomi kota itu.

“Pendorong pertumbuhan itu tidak akan kembali dalam waktu dekat,” kata Joiner.

“Karena semakin jelas bahwa Victoria menderita jenis krisis yang berbeda dengan negara-negara bagian lain, itu akan menghalangi pariwisata domestik juga,” kata Alex Joiner, kepala ekonom di IFM Investors di Melbourne.

Pernah dikenal sebagai pembangkit tenaga listrik nasional, namun Victoria memilih menggerakkan ekonominya ke wilayah non-industrial.

Kota itu merupakan tujuan belajar internasional, University of Melbourne dan Monash University.

Selain kota pendidikan, ekonomi digerakkan dengan menjadi tuan rumah acara olahraga internasional seperti kejuaraan tenis Australia Terbuka, Grand Prix Formula 1 dan pacuan kuda Piala Melbourne.

Negara tetap menjadi pemain ekonomi yang penting: Pada 2018-19, Victoria menyumbang 23,7 persen dari produk domestik bruto Australia, atau sekitar A$400 miliar (US$ 279 miliar).

Kota itu hanya kalah oleh negara bagian New South Wales.

Namun angka-angka mentereng itu runtuh. Pandemi virus corona membuat ekonomi melambat, bahkan paling lambat di Australia.

Lapangan kerja turun 7,6 persen dari tingkat pra-pandemi, yang terburuk dari semua negara bagian dan lebih rendah dari penurunan rata-rata 6,4 persen untuk negara secara keseluruhan.

“Australia diperkirakan menunda untuk mengaktifkan kembali perjalanan internasional dengan negara-negara lain seperti Selandia Baru dan Thailand,” kata Yin Yeoh, seorang analis industri senior di IBISWorld, kepada Bloomberg.

Yeoh memperkirakan pariwisata dan perhotelan seperti restoran dan kafe diperkirakan akan terus berjuang tahun ini dan berikutnya.

“Sementara Victoria telah menjadi wilayah Australia pertama yang mengalami gelombang kedua Covid-19, itu tidak mungkin menjadi yang terakhir,” katanya.

Exit mobile version