JOGLOSEMARNEWS.COM – Selama pandemi Covid-19, selain masker, hand sanitizer juga sangat dibutuhkan oleh semua orang. Kedua barang ini digunakan mulai orang dewasa hingga anak-anak.
Menjaga tangan selalu bersih dan higienis merupakan salah satu kunci penting dalam mencegah penularan virus corona.
Selain mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, penggunaan antiseptik banyak dipakai lantaran ampuh mematikan virus. Namun penggunaan antiseptik dalam bentuk hand sanitizer maupun desinfektan wajib diwaspadai. Jika dipakai secara berlebihan bisa merusak kulit seperti kulit kering, ruam hingga iritasi.
Iritasi kulit itu bisa juga terjadi pada anak. Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dari Rumah Sakit Pondok Indah, Suksmagita Pratidina pun membagikan tips agar hand sanitizer bisa aman digunakan anak.
Pertama dari segi frekuensi, ia mengatakan bahwa tidak ada batasan jumlah penggunaan antiseptik setiap harinya. Namun ada baiknya gunakan antiseptik hanya jika sangat diperlukan. “Pakai antiseptik hanya situasi tertentu. Misalnya pulang dari tempat publik seperti supermarket atau rumah sakit saja,” kata Suksmagita dalam IGTV @motherbabyind pada 28 Juli 2020.
Jika anak di rumah saja, maka membersihkan tangan bisa dilakukan lewat penggunaan sabun biasa. “Umumnya banyak orang tua yang kalau anaknya main di rumah dan kotor, langsung diberi hand sanitizer. Sebaiknya ini dihindari dan mulai diganti cuci tangan pakai sabun saja. Sabunnya disarankan yang mild supaya lebih ringan tapi tetap efektif melindungi diri,” katanya.
Faktor perhatikan kandungan antiseptik. Suksmagita menjelaskan bahwa bagi mereka yang memiliki kulit sensitif, sebaiknya memilih antiseptik dengan tambahan ekstrak bahan alami seperti aloe vera dan chamomile. “Untuk kulit sensitif, ekstrak ini harus dipilih karena mempunyai efek menurunkan kandungan alkohol untuk merusak kulit,” katanya.
Terakhir dan tak kalah penting adalah segi perawatan tambahan. Suksmagita mengimbau agar anak-anak mendapatkan pelembap usai menggunakan antiseptik. “Pelembap ampuh menutrisi kulit yang kering akibat sifat dasar bahan kimia pada setiap produk pembersih tangan. Untuk anak, diperbolehkan menggunakan pelembap misalnya 3-4 kali sehari,” katanya.
Apabila segala pencegahan sudah dilakukan namun kulit anak tetap iritasi dengan gejala kemerahan yang tak kunjung hilang, bersisik, bahkan luka, maka Suksmagita meminta agar orang tua segera membawa anak ke dokter. “Konsultasikan ke ahli jika Anda sudah melakukan pencegahan, tapi tetap infeksi agar dokter bisa mengarahkan produk apa yang sekiranya cocok untuk higienitas tangan namun tetap menjaga kesehatan kulitnya,” katanya.