YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, DIY merupakan provinsi terbaik dalam melakukan penanganan terhadap Covid-19.
Mengenai penilaian tersebut, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengucapkan terimakasih. Salah satu kunci dari keberhasilan dalam penanganan Covid-19 ujar Sultan, adalah menjadikan masyarakat sebagai subjek.
“Jangan sampai masyarakat diperintah kon ngalor ngidul (ke utara selatan-red). Tapi bagaimana kebijakan itu membikin masyarakat jadi subjek, karena hakikatnya yang sakit masyarakat sendiri, yang sehat ya masyarakat sendiri. Meletakkan pada kepentingan masyarakat, harus bisa menjaga dirinya sendiri,” urainya.
Salah satu cara untuk menumbuhkan rasa menjadi subjek, dijelaskan AB 1 tersebut yakni dengan meminta pendatang untuk didata. Di sana peran masyarakat sangat dibutuhkan.
“Secara sadar dia berfungsi sebagai subjek itu sendiri untuk memberikan kesadaran pentingnya sehat, pakai masker, seperti dilakukan yang lain. Bukan karena saya kuasa mengeluarkan keputusan semau saya tapi masyarakat yang antisipasi,” urainya.
Terkait sanksi terhadap masyarakat yang melanggar protokol kesehatan.
Sultan mengatakan, sanksi denda baru dicoba di Kota Yogyakarta dengan memberlakukan sanksi denda sebesar Rp 100ribu bagi mereka yang tidak mengenakan masker di tempat umum.
“Nggak papa, dicoba saja. Tapi sebetulnya kesadaran pakai masker di Yogya tinggi. Kalau saya keliling, nyatanya ra ono sing ra nganggo masker,” urainya.
Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji menyebutkan penghargaan yang disampaikan Presiden Joko Widodo menjadi penyemangat, motivasi, namun sekaligus tantangan.
“Harus dipertahankan. Kita harus kerja keras lagi sehingga penanganan di DIY menjadi lebih baik,” ucapnya.
Aji menambahkan apa yang sudah diraih DIY tersebut tak lepas dari kolaborasi antara Pemda DIY, Pemkab/Pemkot, serta desa. Namun yang paling penting dinilianya adalah peran serta masyarakat.
“Bagaimana kita membangun pengertian bahwa masyarakat itu subjek bukan objek. Kalau dianggap subjek, maka kesadaran itu yang penting,” ucap Aji.
Selanjutnya, hal penting lain yakni dengan menekan angka penularan, khususnya transmisi lokal.
“Kalau sampai terjadi kasus konfirmasi positif harus kita berikan penangangan intensif supaya sembuh karena kalau kita ketakutan tidak melakukan sesuatu itu juga tidak akan baik. Kalau kita ngawur, apa-apa dilakoni tanpa kehati-hatian protokol kesehatan itu jadi masalah,” pungkasnya.