Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Petugas Gabungan Semarang Fokus Awasi Protokol Kesehatan di Sektor Industri

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat memberikan keterangan kepada para awak media. Foto: JSNews/Satria Utama

SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Klaster industri penularan corona virus disease 2019 (covid-19) di Kota Semarang jadi perhatian serius. Kemunculan klaster ini langsung berdampak pada lonjakan kasus positif covid-19. Hasil tracing di klaster industri ditemukan sekitar 300 orang tertular covid-19. Kini, klaster tersebut menjadi fokus penanganan Pemerintah Kota Semarang.

Kini, Pemkot Semarang telah menempatkan petugas gabungan di berbagai kawasan industri. Hal itu untuk memastikan penerapan protokol kesehatan covid-19.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, secara tegas menekankan kepada petugas dan berbagai kalangan lainnya untuk memperketat penerapan prosedur standar operasional tentang kesehatan. Dia mengatakan patroli khusus di kawasan pabrik tersebut juga harus didukung oleh para pengelola perusahaan.

“Peugas gabungan dari personel TNI, Polri. dan pemkot yang sebelumnya ditugaskan di pos-pos perbatasan akan dialihkan untuk patroli di kawasan pabrik,” ujar Hendi sapaan akrab orang nomor satu di Kota Semarang saat dikonfirmasi, Jumat (10/7/2020) kemarin.

“Setiap hari harus dilakukan penyemprotan desinfektan. Petugas gabungan akan terus patroli untuk mengingatkan pentingnya SOP kesehatan,” sambung dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam menyebut klaster baru di tiga perusahaan itu relatif besar. Menurut dia, penyebab munculnya klaster di tiga perusahaan itu akibat tidak disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dalam lingkungan kerja.

Klaster tiga perusahaan saat ini menjadi penyumbang kasus covid-19 yang cukup besar di Kota Semarang.

“Saat ini dari klaster perusahaan ada sekitar 300 orang yang terkonfirmasi positif covid-19,” terang Hakam sapaan akrabnya kepada para awak media.

Lebih detail, Hakam menyebutkan, jumlah sekitar 300 kasus tersebut merupakan hasil tracing di tiga perusahaan dan sebagian dari hasil tracing atau penelusuran yang telah dilakukan petugas Dinkes Kota Semarang. Menurut dia, hingga saat ini tracing terus dilakukan hingga ke rumah, kos, maupun lingkungan sekitar para karyawan.

“Munculnya klaster perusahaan bermula dari adanya karyawan di tiga perusahaan tersebut masuk pasien dalam pengawasan (PDP) di rumah sakit. Ternyata, mereka bekerja di pabrik. Kemudian petugas Dinkes melakukan penelusuran hingga akhirnya menemukan klaster baru di perusahaan,” terang dia.

“Jadi awal dari penularan yakni dari rumah atau kos-kosan dari karyawan tersebut. Kemudian dia bekerja di pabrik dan menularkan ke karyawan yang lain. Hampir 99 persen OTG atau orang tanpa gejala,” sambungnya.

Lebih lanjut, Hakam menjelaskan, penyebaran covid-19 di klaster tiga perusahaan menjadi fokus penanganan. Lebih lanjut, Hakam menambahkan, mereka yang masuk dalam OTG mayoritas melakukan isolasi mandiri difasilitasi oleh perusahaan masing-masing. Sebagian ada yang melakukan isolasi di rumah dinas Wali Kota Semarang.

“Dari hasil penelusuran, karyawan yang dinyatakan positif tidak seluruhnya warga Kota Semarang. Ada salah satu perusahaan yang banyak berasal dari luar kota, da nada juga perusahaan yang banyak dari Kota Semarang,” ungkapnya. Satria Utama

Exit mobile version