Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Tokoh Bola Senior Bicara Soal Kemelut PSSI Karanganyar, Minta Semua Pihak Tahan Diri

 

Agung Wahyu. Foto: dok

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kemelut yang terjadi di tubuh Askab PSSI Karanganyar mengundang keprihatinan para tokoh sepak bola setempat. Seperti yang disampaikan Agung Wahyu Utomo, salah seorang pelaku senior di olah raga sepak bola Karanganyar.

Menurut Agung, awalnya dirinya memilih diam menyikapi kemelut yang terjadi di tubuh PSSI Karanganyar jelang Konggres 18 juli mendatang. Tapi lama kelamaan suasana makin tidak kondusif sehingga membuat dirinya pingin urun rembug.

Agung Wahyu, panggilan akrab pemilik klub sepakbola Perseman Puri Kahuripan yang dikenal sebagai sosok peredam atau pendingin konflik itu justru mengisyaratkan sinyal perdamaian.

Pria yang hobi bola sejak kecil dan sering ikut bermain bola di berbagai event latih tanding maupun turnamen itu meminta agar semua pihak menahan diri dan duduk bersama menyelesaikan konflik.

Agung Wahyu yang juga dikenal sebagai pengusaha properti dengan bendera Puri Kahuripan Group itu agar para pelaku sepak bola di Bumi Intan Pari tidak membuang-buang energi mengedepankan konflik.

“Maksud saya dari pada gegeran buang energi maka tahan dulu ambisi dan emosi, apapun itu alasan dan dalihnya tapi biarkan wadah ini terbentuk dulu,” kata Agung yang juga pembina Sekolah Sepak Bola Perseman Puri Kahuripan.

Agung meminta semua pihak bisa menahan diri terlebih dulu. Ia mendorong terbentuknya Askab PSSI Karanganyar sebagai lembaga resmi sepakbola karena dengan berdiri wadah resmi diyakini akan berdampak positip bagi dunia sepakbola di Karanganyar.

Apalagi lanjut Agung, semestinya semua pihak bersyukur sudah ada yang peduli mengurus pembentukan lembaga itu karena secara faktual selama ini nyaris  kegiatan sepakbola di bawah wadah PSSI Karanganyar masih kurang maksimal.

“Bagi kami pelaku sepakbola memandang simpel saja yakni mumpung ada yang peduli membangkitkan lembaga PSSI ya diterima saja tanpa perlu geger-gegeran” tandasnya, Selasa (14/07/2020).

Menurut Agung, jika nanti PSSI hasil bentukan ini tetapm stagnan atau mandeg, maka perlu dipikirkan lagi langkah selanjutnya.

Agung menjelaskan, selama ini semua pihak berkomitmen berbuat baik memajukan sepakbola di Karanganyar maka seharusnya tidak perlu ragu karena semua akan ada solusinya.

“Dengan begitu tidak perlu lagi ditonjolkan perbedaan pendapat karena semua manusia memiliki kelemahan baik yang pro kongres dan kontra kongres. Mari kita kedepankan menahan diri dulu,” katanya.

Dikatakan Agug, jika semua mencari kelemahan maka kemelut yang terjadi di tubuh PSSI Karanganyar akan semakin melebar dan ujungnya tidak baik serta tidak menguntungkan semua pihak.

Apalagi jika kemelut itu dilandasi unsur politis maka akan merusak obyektifitas dan akal sehat. “Kami tidak penting siapapun yang akan jadi Ketua PSSI yang penting adalah beruntung jika PSSI di Karanganyar terbentuk dan aktif lagi,” imbuhnya.

Lebih lanjut Agung berharap output akhir adalah dapat melakukan pembinaan olah raga sepakbola secara intensif dan menyeluruh di seluruh wilayah Kabupaten Karanganyar. Kemudian mendorong terbentuknya klub sepakbola dari Karanganyar yang ikut kontestasi di level liga yg nantinya akan menampung talenta muda pesepakbola di Bumi Intan Pari.

Senada dengan Agung Wahyu, aktivis sepakbola Karanganyar Bambang Mantri mendorong hal yang sama sebab jika hanya gegeran dan tidak segera ada yang mengalah maka merugikan PSSI dan sepakbola di Karanganyar.

“Tolonglah saudara pelaku sepakbola di Karanganyar berikan waktu pada Panpel juga PLT untuk menyukseskan kongres. Lha jika hasil kongres itu juga tidak berdampak baik bagi sepakbola ya mari kita kritisi bersama,” tuturnya.

Sementara Eks Sekjen PSSI Periode 2016-2020 Kiswadi Agus menilai banyak retorika yang berkembang menyikapi kemelut jelang Konggres PSSI 18 juli ini, namun tragisnya para aktivis tidak mengedepankan obyektifitas kebaikan.

“Ya bagaimana mungkin harapan baik itu akan terwujud baik sedangkan ditempuh melalui cara yang nyata-nyata salah dan melanggar aturan,” ungkapnya.

Kiswadi Agus justru mengajak semua pihak berpikir jernih bahwa organisasi itu di manapun ada aturan sehingga mohon ditaati. “Boleh saja semua berharap baik tapi tempuhlah cara yang prosedural maka kebaikan akan terwujud,” tandasnya.(Beni Indra)

Exit mobile version