Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Giliran Pemkot Yogyakarta Resmikan Pojok Baca ke-10 di Klenteng Poncowinatan

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko bersama pengurus Klenteng Poncowinatan di sela peresmian pojok baca 'Cantika', Selasa (11/8/20) / tribunnews

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sebagai upaya untuk menciptakan atmosfer pendidikan di seluruh penjuru kota pelajar, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta merealisasikan pojok baca yang bisa diakses masyarakat di sejumlah rumah ibadah.

Hal tersebut sebagai satu upaya pemerintah daerah dalam menciptakan atmosfer pendidikan di seluruh penjuru kota pelajar.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko berujar, setelah sebelumnya hadir di masjid dan gereja, pada Selasa (11/8/2020), pihaknya resmi membuka pojok baca baru di Klenteng Tjen Ling Kiong, Poncowinatan, Kecamatan Jetis, Yogyakarta.

“Jadi, ini tidak jauh dari filosofi Yogyakarta sebagai kota pelajar. Semuanya kan dalam rangka menciptakan atmosfer pendidikan di kota tercinta ini, termasuk dalam kegiatan peribadatan,” ujarnya, di sela peresmian pojok baca
.

Ia mengatakan, sedikitnya 1.500 eksemplar produk cetak, baik terbitan berkala, seperti majalah dan tabloid, hingga deretan buku fiksi dan non fiksi, disediakan di pojok baca yang diberi nama ‘Cantika’ tersebut.

Menurutnya, setiap pekan, proses maintenance rutin dilakukannya.
“Paling tidak satu minggu sekali ada pustakawan kami yang mengecek ke sini ya, sekaligus melakukan kegiatan pembersihan dan lain-lain. Selain itu, setiap bulan frekuensi buku akan kita putar, biar tidak jenuh pembaca,” katanya.

Di samping sumbangan langsung dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, buku-buku tersebut juga berasal donasi masyarakat yang peduli terhadap budaya literasi.

Pihaknya pun berharap, bisa menambah jumlah pojok baca, hingga menyasar pusat perdagangan.

“Rencananya bisa dibuka di pasar-pasar juga. Sekarang kita sudah punya 10 pojok baca ya, semua di ruang publik. Kita target bisabsebanyak-banyaknya, sehingga setiap tahun paling tidak bisa bertambah dua,” ucapnya.
Pemerhati Klenteng Tjen Ling Kiong Poncowinatan, Fatoni pun menyambut baik program yang digagas oleh Pemkot Yogyakarta tersebut.

Terlebih, sejak dahulu, klenteng ini memang bukan sekadar rumah ibadah bagi pemeluk Konghucu, namun juga menjadi sarana belajar.

“Jadi, sudah sangat tepat, karena sejarah awal berdirinya klenteng itu kan sebagai tempat berkumpul dan belajar. Saya rasa ini perhatian yang sangat bagus dari Pemkot Yogyakarta,” pungkasnya.

Exit mobile version