Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Gurihnya Sego Berkat Wonogiri, Ada 2 Gaya Lho. Kini Bisa Disantap Tanpa Perlu Menunggu Ada Hajatan

Sego berkat Wonogiri. Facebook. Danar Bnk

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM Sego berkat atau nasi berkat kini lagi hits. Cukup banyak pedagang di sekitar Surakarta menyajikan sajian kuliner khas Wonogiri itu.

Hal ini patut disyukuri. Pasalnya sekarang bisa setiap hari menyantap nasi berbungkus daun jati segar tersebut. Dulu untuk dapat makan nasi berkat mesti menunggu ada acara hajatan. Tamu perempuan usai ‘jagong_ acara hajatan, lantas diberi sego berkat untuk dibawa pulang.

Mengulaa sediki, kala itu ada beberapa bagian dari sego berkat yang diberikan Sohibul hajat. Paling tidak ada dua atau tiga bagian yang semuanya dibungkus daun jati segar secara terpisah.

Bagian pertama berupa nasi putih hangat kemebul untuk porsi sekitar empat orang. Bentuk nasi ada yang dibikin bulat namun tidak sedikit dibentuk silinder dengan alat cetak gayung plastik bersih. Bagian kedua berisi lauk komplit berupa daging sapi dimasak terik, oseng lombok ijo, kecambah kacang hijau mentah, mie soun, dan serundeng. Bagian ketiga adalah perpaduan antara bagian pertama dan kedua, hanya saja lebih kecil untuk satu porsi. Bagian ketiga ini sering disebut sebagai tempelang.

Di Wonogiri sego berkat diberikan kepada tamu perempuan usai hajatan. Tamu laki-laki tidak diberikan ulih-ulih sego berkat. Sebagai gantinya tamu laki-laki disuguhi sego berkat komplit itu untuk dimakan langsung di lokasi hajatan.

Secara umum ada dua gaya sego berkat dilihat dari komposisi lauknya. Yakni gaya Baturetno dan Pracimantoro. Gaya Baturetno menyajikan daging sapi terik, oseng lombok dan tempe, kecambah serta soun dan serundeng. Untuk gaya Pracimantoro biasanya tidak serundeng, osengnya berupa cabai besar dan kentang alias sambal goreng. Kedua gaya itu sama-sama gurih dan bikin kangen suasana hajatan Wonogiri. Hingga kini budaya sego berkat masih ada setiap acara hajatan di Kota Sukses.

Kembali ke era kekinian. Sego berkat tidak hanya bisa dinikmati dengan menunggu ada acata hajatan terlebih dahulu. Banyak warung dan pedagang menjualnya. Harganyapun sangat standar, antara 5.000 sampai hanya belasan ribu rupiah tergantung isian lauknya. Biasanya pedagang saat ini membungkus sego berkat dalam ukuran tempelang atau satu porsi. Namun jika ada yang memesan untuk porsi lengkap tentunya bisa dipenuhi.

Salah satu pegiat kuliner, Agus Widanarko alias Mas Danar menyediakan sego berkat baik gaya Baturetno maupun Pracimantoro. Dia sendiri berdarah asli Wonogiri, tepatnya Baturetno, sehingga tahu betul sejarah dan cita rasa khas si sego berkat.

“Rasa, cara mengolah, bahkan penyajiannya jelas sama persis seperti sego berkat untuk hajatan di Wonogiri,” kata dia belum lama ini.

Keberadaan sego berkat itu, menurut motivator nasional pencegahan narkoba tersebut, sekaligus menjadi pengobat rindu mereka yang kangen suasana Wonogiri. Bahwa tidak hanya tiwul, mete, olahan ikan yang ada di kabupaten ujung tenggara Jateng itu. Namun ada pula sego berkat yang ternyata digandrungi banyak pihak.

Selain dijual, bersama istri tercinta dan relawan anti narkoba lainnya, dia kerap membagikan sego berkat gratis di hari Jumat. Menu sego berkat itu sangat ditunggu-tunggu mereka yang sering mendapat pembagian gratis.

Sementara perantau asal Kecamatan Tirtomoyo Wonogiri yang kini menetap di Bekasi, Hartini, menyebutkan, menyantap sego berkat akan membawa kenangan kembali ke masa lalu. Ketika dia masih kecil hingga remaja, ketika kepolosan masih meliputi diri dan teman sebaya.

“Setiap simbok habis jagong, yang ditunggu ya sego berkat itu. Dimakan bersama sekeluarga, nikmatnya tidak terhingga, dik,” tutur dia.

Dia mengaku saat ini kerap memesan sego berkat secara online. Kebetulan sejumlah perantau di Jabodetabek membuka usaha dagang sego berkat.

Jadi bagaimana, mau mengenang kembali masa kecil ketika menyantap sego berkat buah tangan simbok?Tak perlu menunggu ada hajatan, ambil handphone dan tinggal pilih, banyak pedagang yang menjualnya. Aria

Exit mobile version