
KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wacana segera memberlakukan sekolah tatap muka di Karanganyar, agaknya harus tertunda.
Pasalnya Pemkab memutuskan membatalkan rencana segera sekolah tatap muka akibat ledakan kasus covid-19 yang memaksa Karanganyar kembali masuk zona merah.
“Tidak dibolehkan melakukan aksi berkerumun, termasuk sekolah tatap muka dan kegiatan lain,’’ kata Bupati Karanganyar, Juliyatmono kepada wartawan kemarin.
Bupati menguraikan alasan pembatalan itu karena menilik perkembangan terakhir, dalam minggu ini jumlah pasien positif covid-19 Karanganyar melonjak cukup tajam.
Menurutnya angka penderita naik drastis di luar perkiraan menjadi 78 orang terkonfirmasi covid-19.
Kemudian ada lebih 32 orang suspect, sehingga menurut aturan dan parameter nasional, hal itu membuat Karanganyar masuk dalam kriteria zona merah.
“Kondisi Karanganyar sebenarnya kemarin sudah bagus, dengan jumlah terkonfirmasi covid-19 tinggal 12 orang. Itu pun sudah mulai bagus. Tapi ternyata hari-hari selanjutnya dengan cepat berubah. Jumlah penderita meningkat drastis,” jelasnya.
Bupati menyebut ada 15 item yang dipakai untuk menentukan zona dan itu tidak sembarangan.
Misalnya harus ada penurunan seminggu ada 40 % jumlah terkonfirmasi covid, penurunan umlah kematian, jumlah suspect, dan lainnya.
Sedangkan Karanganyar posisi minggu ini justru naik tajam hampir dua kali lipat.
“Tidak turun malah naik. Karena itu saya tidak mau mengambil reesiko untuk anak-anak sekolah dan memaksakan mereka masuk sekolah dengan resiko terjangkit covid baru. Ada klaster anak-anak sekolah. Jadi lebih baik seluruh persiapan kita batalkan,’’ kata Yuli.
Yuli tak menampik memang ada desakan dari orang tua yang setuju sekolah tatap muka. Akan tetapi ia percaya sekolah akan menurut karena kebijakan itu kebijakan umum yang harus diturut semuanya demi keselamatan anak didik.
Sementara, Kepala Disdikbud Karanganya, Tarsa mengatakan sebenarnya persiapan menuju sekolah tatap muka sudah hampir final.
Namun karena perkembangan covid-19 semakin meningkat, pihaknya tak mau beresiko sehingga terpaksa juga menunda rencana tatap muka.
“Persiapannya sudah 90 %, baik sarana dan prasarana, termasuk kemungkinan tidak boleh ada penjual jajan di sekolah karena anak-anak dikhawatirkan berkerumun. Termasuk persetujuan orang tua untuk mengizinkan anaknya sekolah tatap muka, dengan konsekuensi antar jemput jika anak tidak mau berkerumun,” paparnya.
Karena dibatalkan, maka sebagai konsekuensi, pembelajaran kembali akan dilanjutkan dengan belajar daring atau dari rumah.
“Tidak boleh mengadakan kegiatan apapun, belajarnya daring dan mengaktifkan home visit bagi guru-guru untuk menemui anak didik dan tidak boleh memberi tugas berat ke anak,” tandasnya. Wardoyo
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.















