TEMANGGUNG, JOGLOSEMARMEWS.COM — Disiplin protokol kesehatan terus digencarkan Pemerintah Kabupaten Temanggung. Termasuk di area kawasan pos pendakian Gunung Sindoro.
Data dihimpun menyebutkan, pendaki yang hendak naik ke Gunung Sindoro melalui basecamp Grasindo wajib menaati protokol kesehatan. Pendaki harus menjalani pengecekan suhu tubuh dan membawa dokumen, seperti surat kesehatan yang lengkap.
Hal itu disampaikan Ketua Basecamp Grasindo Rian Indra Prayuda, saat dikonfirmasi wartawan pada Selasa (11/8/2020) siang.
Menurutnya, upaya tersebut untuk mencegah penularan virus Corona (Covid-19). Dalam hal ini, pendaki harus melengkapi file assessment yang meliputi aktivitas keseharian pendaki, dan riwayat perjalanan ataupun riwayat penyakit yang harus dilaporkan setiap minggunya ke Gugus Tugas Kabupaten, Polsek dan Koramil Kabupaten Temanggung.
Disampaikan, Grasindo sebagai salah satu basecamp pendakian pun telah melengkapi sarana prasarana dengan kelengkapan protokol kesehatan yang memadai. Salah satunya dengan adanya pos screening dan penyemprotan disinfektan kepada para pendaki dan kendaraan yang dibawa.
Tempat cuci tangan dan jalur pendaftaran juga telah dipersiapkan dengan mengacu peraturan physical distancing. Selain penyiapan protokol kesehatan, Grasindo juga mempersiapkan tempat peristirahatan, karena adanya pembatasan jumlah pendaki.
“Di sini kan sekarang kuotanya 500 orang pendaki, itu misalkan ada 500 orang pendaki datang bareng, kita memang tidak bisa mengampu. Makanya kita butuh memasang tenda tambahan seperti di depan itu,” ungkap Rian.
Dijelaskan, pihaknya juga telah memasang sekat pengaman, menyiapkan face shield, menyediakan sarung tangan latex. Kemudian mempersiapkan tempat sampah infeksius untuk sampah seperti masker dan latex, agar dapat dibakar setiap hari.
Peraturan untuk pendaki, beber Rian, juga dibatasi selama new normal, seperti pembatasan perjalanan yaitu tidak boleh lebih dari dua hari satu malam. Selain itu pendaki yang turun, maksimal pukul 17.00 karena sekretariat Basecamp Grasindo buka dari pukul 08.00 sampai 17.00.
Waktu berada di puncak juga dibatasi, karena cuaca dan adanya gas solfatara yang membahayakan bagi para pendaki. Lintas jalur juga tidak diperkenankan bagi pendaki, karena terkait data keluar masuk di setiap basecamp.
“Kita akan bersikap, istilahnya ramah ketika pendaki tidak menyalahi aturan,” imbuhnya.
Rian berharap pendaki menyiapkan kelengkapan yang dipersyaratkan sebelum mulai pendakian, karena pihak basecamp tidak menyediakan tenaga kesehatan untuk mengeluarkan surat keterangan sehat.
“Karena tidak semua Puskesmas bisa mengeluarkan surat keterangan kesehatan,” ujarnya.
Rian menjelaskan, basecamp Grasindo merupakan jalur pendakian Gunung Sindoro via Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung yang selalu ramai, karena merupakan salah satu jalur favorit para pendaki karena memiliki banyak pemandangan yang menarik untuk spot foto, karena jalan yang berhadapan langsung dengan Gunung Sumbing.
“Seperti halnya pengecekan sampah, untuk tempat camp sendiri biasanya di jalur-jalur lain dan di jalan tertentu agak sedikit kotor. Nah di tempat kita sudah bersih, meskipun keramaian pendaki hampir sama. Tapi untuk kebersihan, di kita memang ketat,” ujarnya.
Dituturkan, protokol kesehatan sebagai syarat tambahan untuk pendaki juga sudah digalakkan jauh hari sebelum basecamp dibuka pascapandemi Covid-19 melalui media sosial. Mulai dari penggunaan tenda dengan kapasitas 50 persen, sampai dengan pendaki harus membawa handsanitizer serta minimal membawa empat buah masker untuk tiap pendaki.
“Di sini memang tegas, dikatakan ramah ya ramah, dikatakan tegas ya tegas. Misalkan ada yang ngeyel, kita sarankan untuk mangga pulang. Kita tidak mau ambil risiko”, imbuhnya.
Rian juga menjelaskan, lebih baik anak-anak basecamp kerepotan di bawah daripada nanti ada masalah di atas. Karena itu akan jauh lebih merepotkan, karena dampak risikonya juga lebih besar. Rian juga menyayangkan atas problematika pendaki masa kini yang sangat menyepelekan untuk kelengkapan pendakian yang sangat penting, padahal itu untuk keselamatan diri sendiri.
“Seperti halnya makanan yang hanya membawa mi instan. Padahal mi instan itu dari segi kalori, memang tidak ada kalorinya sama sekali. Untuk pendaki gunung itu yang dibutuhkan 2.600 kkal per ketinggian 500 mdpl atau tiga jam,” pungkasnya.
Lusi | Satria Utama