Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Ternyata Selain Musibah, Pandemi COVID-19 Membawa Anugerah Bagi Warga Madyorejo Jetis Sukoharjo

Sarasehan warga Madyorejo Jetis Sukoharjo. Dok. Warga

SUKOHARJO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pandemi Covid 19 sejak bulan Maret lalu secara umum dampaknya luar biasa. Hak itu dirasakan pula oleh warga Kampung Madyorejo RT 1 RW 7 Jetis, Sukoharjo.

Melalui rilis yang diterima JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (10/8/2020), pandemi dampaknya sangat terasa di bidang ekonomi, sosial keagamaan, pendidikan, serta kegiatan-kegiatan RT. Fakta itu terungkap ketika digelar sarasehan, dengan tema Pandemi Covid 19 antara musibah dan Anugrah, Minggu (9/8) malam.

Anugerah adanya COVID-19 di kampung Madyorejo antara lain, siskamling yang puluhan tahun mati menjadi digiatkan kembali atas iniasiatif semua warga. Selain itu, diadakan jimpitan tiap rumah, hasil jimpitan perbulan bisa terkumpul sekitar Rp 2,5 juta.

Hal ini sangat membantu kas RT yang hampir lima bulan tidak ada pemasukan. Karena kas yang ada telah terserap pembangunan dua buah gapura pintu masuk kampung.

Di bidang sosial, adanya COVID-19 ini membangkitkan jamaah Masjid Al Falah yang berlokasi di kampung peduli terhadap warga yang terdampak. Dengan membagikan paket sembako sejumlah 60 KK kepada warga dan masyarakat sekitarnya.

Selain itu, saat ini masjid Al Falah juga telah dilengkapi dengan WiFi untuk membantu warga agar bisa mengurangi biaya pembelian pulsa bagi anak-anak sekolah atau mahasiswa.
Masjid dibuka 24 jam bagi pelajar dan mahasiswa untuk pembelajaran sekolah maupun mengerjakan tugas tugas sekolah secara online.

“Inilah beberapa anugerah adanya COVID-19 bagi kampung kami,” tutur Rudy Setyohadi selaku ketua RT sekaligus ketua takmir masjid Al Falah.

Acara dilanjutkan sharing masalah pendidikan anak, pengaruh gadget bagi anak dan lain-lain. Dalam kesempatan tersebut, Murwat menyampaikan bahwa RT kita ini mempunyai potensi yang luar biasa. Ada produk spesial yaitu Srundeng yang ada hanya di kampung kita, ada percetakan, ada beberapa usaha warung makan, toko kelontong, bengkel mobil, bubut, beberapa usaha menjahit dan lain lain.

“Karya monumental saat ini adalah lahan kosong yang mangkrak selama 50 tahun lebih telah disulap oleh warga menjadi lahan produktif, berupa kebun produktif dengan aneka tanaman ada pisang, ketela pohon dan berbagai macam sayuran. Semoga kampung kita bisa menginspirasi bagi kampung kampung lain,” ujar Murwat. Aria

Exit mobile version