JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta mengandalkan sektor pariwisata dan pendidikan untuk melangsungkan kehidupan perekonomiannya di tengah pandemi Covid-19.
“Geliat perekonomian akan kembali normal jika kegiatan pariwisata dan pendidikan berjalan. Yogyakarta memang sangat mengandalkan roda perekonomiannya dari situ,” ujar Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, Minggu (13/9/2020).
Heroe menuturkan, aktivitas mahasiswa, pelajar, dan wisatawan selama ini yang memutar roda perekonomian Yogyakarta. Saat dua aktivitas itu terhenti, dampaknya sangat terasa terhadap perekonomian masyarakat.
Untuk pendidikan, pada pertengahan dan akhir, sejumlah kampus di Yogyakarta berencana membuka perkuliahan secara tatap muka, bertahap dan terbatas, sehingga bisa menjadi dorongan menggeliatnya ekonomi.
Heroe mencatat, pandemi yang berkepanjangan sejak Maret 2020 lalu,membuat sejumlah usaha yang terkait sektor wisata dan pendidikan lesu. Bahkan hingga September ini, walau sebagian usaha sudah mulai menggeliat, juga belum memberi hasil maksimal.
Ia pun mencontohkan seperti putaran barang di pasar-pasar tradisional, pertokoan, sampai usaha kaki lima yang dijalankan masyarakat mulai kuliner dan jasa lainnya sebagain besar sudah menggeliat, “Omset pedagang pasar misalnya rata-rata hanya sekitar 50 persen, jadi memang belum bisa sepenuhnya normal,” ujarnya.
Meskipun aktivitas pendidikan dan pariwisata dibuka kembali, Pemkot Yogyakarta berjanji tak membiarkan warga dalam risiko. Heroe menyatakan justru Pemkot Yogyakarta akan lebih mawas dalam menerapkan protokol kesehatan, untuk memutus rantai penularan dan mencegah klaster baru.
Sebab kurun Agustus sampai tengah September 2020 ini, setidaknya lebih dari lima titik kasus penularan baru Covid-19 muncul di pusat Kota Yogyakarta.
Mulai dari kasus soto Lamongan dekat wahana XT Square yang sudah menulari 25 orang, lalu pedagang kaki lima Malioboro yang menulari empat orang, warung kelontong di Bausasran, dan titik di kawasan Kelurahan Kotabaru Yogya, yang sudah menulari lebih sembilan orang.
Belum rampung tracing atas titik-titik itu, Covid-19 juga menerjang perkantoran di Kota Yogyakarta. Seperti Kantor Urusan Agama (KUA) di Kecamatan Danurejan yang menulari enam orang dan juga lima karyawan Bank BNI. Kasus tersebut, membuat tujuh unit kantor layanan bank BUMN itu ditutup sementara sampai 28 September 2020.
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 hingga Minggu (13/9) bertambah 49 orang, sehingga total menjadi 1.836 kasus. Untuk yang sembuh 1.332 kasus dan dan 52 orang meninggal dunia.
Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan COVID-19 Berty Murtiningsih mengatakan dari 27 rumah sakit rujukan Covid-19 di DIY, saat ini untuk tempat tidur atau ranjang critical tersisa 24 unit dan ranjang non-critical 176 unit.