Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Fakta Miris, Sebelum Kesetrum Jebakan Tikus, Perangkat Desa Pengkol Sragen Ternyata Paginya Sempat Ikut Rapat dan Materinya Soal Larangan Pemasangan Setrum Tikus Juga. Mengapa Malah Kena Sendiri?

Warga saat memandikan jenazah perangkat desa Pengkol, Supomo, yang tewas kesetrum jebakan tikus di sawahnya, Kamis (10/9/2020) malam. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kisah tragis perangkat desa di Desa Pengkol, Kecamatan Tanon, Supomo (53) asal Dukuh Kranggan RT 21, yang tewas setelah kesetrum jebakan tikus di sawahnya, Kamis (10/9/2020) malam menyisakan cerita lain.

Ternyata, pagi hari sebelum kejadian, perangkat yang menjabat Kasi Kesra itu sempat ikut rapat lintas sektoral (Linsek) di Puskesmas Kecamatan Tanon. Dan materinya, salah satunya soal imbauan larangan pemasangan perangkap tikus pakai listrik.

“Iya, pagi hari tadi sebenarnya korban sempat ikut rapat Linsek di Puskesmas. Di situ juga disampaikan materi larangan soal pemasangan perangkap tikus pakai listrik,” papar Camat Tanon, Suratman, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Jumat (11/9/2020).

Kades Pengkol, Haryono juga membenarkan almarhum sempat ditunjuk mewakili desanya ikur rakor linsek Kamis (10/9/2020) pagi di Puskesmas.

Disampaikan juga bahwa di rakor itu memang ada imbauan larangan pemasangan jebakan tikus pakai setrum.

Ia juga sudah mengingatkan bawahannya itu agar tidak memasang perangkap tikus pakai setrum dan menjadi contoh petani di sekitarnya.

“Saya juga sudah pernah ingatkan Pak jenengan itu perangkat desa lho harus jadi contoh petani. Jangan pakai jebakan tikus berlistrik. Tapi saya juga nggak tahu, alasannya serangan tikus memang sudah sangat parah. Pakai cara apa-apa sudah nggak bisa. Kalau dibiarkan katanya kelakon habis tanaman,” tukasnya.

Supomo ditemukan meregang nyawa di sawahnya di Dukuh Kranggan, Desa Pengkol, Tanon, Kamis (10/9/2020) malam Jumat pukul 20.00 WIB.

Data yang dihimpun di lapangan, kejadian kali pertama diketahui putranya, Abriyan (16). Berdasarkan keterangan saksi-saksi, korban diketahui pergi dari rumah sejak sore.

Karena hingga petang pukul 18.00 WIB tak kunjung pulang, anaknya pun curiga dan was-was dengan bapaknya.

Kemudian ia mencari ke balai desa karena mengira bapaknya masih kerja di balai desa. Namun tenyata korban tidak ada di balai desa.

Kades Haryono menuturkan pagi hari sebelum kejadian, korban sempat ditunjuk ikut rapat linsek di Puskesmas Tanon. Setelah itu dilanjutkan rakor perangkat di balai desa hingga pukul 15.00 WIB.

“Setelah itu pulang ke rumah. Sebelumnya sempat WA ke saya kalau susah pipis. Setelah itu karena sampai magrib nggak pulang, anaknya mencarinya. Kebetulan saat kejadian yang di rumah cuma Pak Pomo sama anaknya yang laki-laki. Istrinya sedang di tempate mbahe di Slawi. Anak yang lain sudah berkeluarga,” jelas Kades, Jumat (11/9/2020).

Karena sampai pukul 18.00 WIB tak pulang, anak korban bersama tetangga berinisiatif mencari ke sawah. Tak dinyana, keduanya kaget dan menemukan korban dalam kondisi meninggal dunia.

Saat ditemukan, korban dalam kondisi sudak tidak bernyawa dalam posisi tengkurap. Dari kondisi fisik, kaki korban mengalami luka bakar menyentuh kabel listrik perangkap tikus.

Kades menambahkan almarhum sudah dimakamkan tadi pagi pukul 10.00 WIB di pemakaman Dukuh Kranggan, desa setempat. Isak tangis mengiringi pemakaman perangkat desa yang nyambi petani itu.

“Anaknya laki-laki yang tetap tegar. Dia masih ikut ngangkat jenazah dan ikut mengantar sampai pemakaman,” tuturnya.

Camat Tanon, Suratman membenarkan kejadian itu. Ia yang mengecek ke lokasi dan rumah duka, menyampaikan korban memang perangkat desa di Pengkol.

“Iya benar, kesetrum perangkap tikus yang beraliran listrik di sawahnya. Ini saya masih di rumah duka,” paparnya Kamis (10/9/2020) malam. Wardoyo

Exit mobile version