JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Laporan jumlah korban meninggal akibat Covid-19 antara pemerintah dengan Koalisi Warga untuk Lapor Covid-19 (KWLC) ternyata tidak pernah sama.
Pihak KWLC menyatakan, jumlah kematian terkait virus Corona dari minggu ke minggu selalu jauh lebih banyak dari laporan resmi pemerintah pusat.
Pernyataan dari KWLC itu mengacu pada data yang dikumpulkan oleh tim relawan Lapor Covid-19 sejak Mei 2020 dari 514 kabupaten/kota.
“Berkisar antara lebih dari 2.5-4.2 kali lipat dari angka kematian terkonfirmasi positif melalui tes molekuler PCR,” ujar inisiator Lapor Covid-19, Irma Hidayana, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (5/9/2020).
Dalam ‘Catatan 6 Bulan Penanganan Pandemi di Indonesia’ oleh Koalisi Warga untuk Lapor Covid-19, angka kematian itu diperkirakan masih bisa lebih besar lagi, mengingat belum sepenuhnya wilayah Indonesia terdata.
Selain itu, sebagian pemerintah daerah tidak mencantumkan jumlah ODP/PDP yang meninggal. Perubahan terminologi dari ODP/PDP menjadi suspek, probable, dan seterusnya juga menyebabkan relawan sulit memetakan data Covid-19 yang sebenarnya.
“Kami mencatat hanya 120 kota/kabupaten yang memiliki data itu. Padahal jika terdapat data suspek meninggal dan probable meninggal, angka kematian terduga Covid bisa bertambah 2.600-an,” ujar Irma.
Koalisi Warga untuk Lapor Covid-19 juga menyatakan bahwa data kematian yang dilaporkan pemerintah masih belum mengacu pada pedoman dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO.
Data yang dimaksud terkait dengan pelaporan korban untuk menyertakan seluruh data terduga dan terkonfirmasi Covid-19.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada Sabtu hingga pukul 12.00 WIB, kasus harian kematian terkait Covid-19 tercatat sebanyak 108 orang, sehingga totalnya menjadi 7.940 orang.
Pada hari itu, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan kasus terkonfirmasi positif virus Corona bertambah 3.128 orang. Dengan demikian, total kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 190.665 orang.