Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Kecelakaan di Jalur Sragen, 78 Korban Tewas dan 663 Orang Luka Ringan di 2020. Kasat Sebut Laka Turun 263 Kejadian dan 22 Korban Tewas

Ilustrasi petugas saat mengevakuasi jasad korban kecelakaan maut di Plupuh, Sragen, Jumat (4/7/2020) petang. Foto/Istimewa

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sebanyak 78 orang tewas dalam kecelakaan lalu lintas di wilayah Sragen selama kurun 2020.

Tidak hanya itu, 663 orang mengalami luka ringan dari total 602 kejadian kecelakaan di sepanjang Januari hingga September 2020 ini.

Fakta itu terungkap dari hasil analisa dan evaluasi kejadian kecelakaan yang dilakukan Satlantas Polres Sragen di awal September 2020 ini.

Kasat Lantas Polres Sragen, AKP Sugiyanto mengatakan dari catatan kejadian yang terekam di Polres Sragen, jumlah kecelakaan selama 8 bulan dari Januari-awal September mencapai 602 kasus.

Dari jumlah itu, jumlah korban meninggal mencapai 78 orang. Kemudian jumlah korban luka ringan mencapai 663 orang dengan kerugian materiil mencapai Rp 385.700.000,-.

“Data itu merupakan kejadian selama kurun 1 Januari 2020 sampai 8 September 2020,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (9/9/2020).

Kasat menguraikan meski relatif tinggi, namun kejadian dan korban jiwa kecelakaan tahun ini menurun tajam dibanding 2019.

Kasatlantas AKP Sugiyanto. Foto/Wardoyo

Berdasarkan data, selama kurun yang sama di 2019, jumlah kejadian kecelakaan mencapai 865 kejadian dengan 100 korban tewas dan 1.111 korban luka ringan.

Lalu jumlah kerugian materiil tercatat sebanyak Rp 645.700.000. Jika dikomparasikan, jumlah kasus di 2019 dan 2020 mengalami penurunan sebanyak 263 kasus atau 30 persen.

Kemudian jumlah korban tewas menurun 22 orang dan jumlah korban luka ringan 448 orang. Sedangkan jumlah kerugian materiil menurun Rp 269 juta.

Menurut Kasat, ada pergeseran tren kejadian laka dengan korban tewas dari yang sebelumnya didominasi di jalur utama atau main road, sekarang sebagian terjadi di jalur kecamatan.

Kemudian dari sisi waktu, jam sibuk pagi hari dan sore hari saat pulang kantoran atau pulang sekolah, menjadi waktu paling banyak terjadi kecelakaan fatal.

“Imbauan kami tetap tingkatkan ketertiban berlalu lintas. Patuhi rambu, jadikan tertib berlalu lintas sebagai sebuah kebutuhan dan budaya. Sehingga ada atau tidak ada polisi atau razia, masyarakat harus membudayakan tertib lalu lintas. Karena fakta membuktikan mayoritas kecelakaan fatal biasanya bermula dari pelanggaran,” tandasnya. Wardoyo

Exit mobile version