Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Pandemi Picu Para Pemuda Karang Taruna Ini Program-program Simpatik

Lupita / Joglosemarnews

SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pandemi virus Corona, ternyata mampu memantik rasa empati dan inovasi bagi para pemuda di Karang Taruna Kelurahan Sendang Guwo, Kecamatan Tembalang Semarang.

Bersama dengan beberapa kawannya di Karang Taruna Kelurahan Sendang Guwo, Abdul Rochim ( 29) mencoba membuka peluang baru bagi warga yang terdampak ekonomi saat pandemi Covid-19.

Mereka mulai membuat berbagai program yang bermanfaat untuk menunjang kehidupan warganya, khususnya di era pandemi Covid-19 ini.

Merekapun membuat progam yang diberi nama Kencleng Putu Mbahtikung. Nama ini terdengar aneh dan unik.

Rochim menjelaskan, nama kencleng berasal dari kata ‘celengan’. Putu dari kata ‘yatim piatu’. Sembentara mbah tikung berasal dari kata ‘ mbah Puteri dan mbah Kakung’.

“Program ini kita tujukan pada anak yatim piatu dan orang tua yang akan diberikan santunan setiap bulannya. Dananya didapat dari setiap anggota yang sebulan sekali meyetor uang celengan ikhlas,” ujar Rochim kepada Joglosemarnews.

Dalam progam tersebut, ujar Rochim, setiap anggota bebas memberi dana berapa saja.

“Kadang ada yang habis jajan lalu masukin ke celengan gitu,” ujar Abdul Rochim.

Program cepat tanggap lainnya yang dilakukan oleh Karang Taruna Kelurahan Sendang Guwo saat pandemi adalah penyemprotan disinfektan di tempat-tempat ibadah.

Aksi tersebut mereka lakukan dengan kesadaran sendiri sebelum adanya arahan dari pemerintah daerah.

Di luar itu, anak-anak muda Sendang Guwo juga melakukan aksi dan program simpatik lainnya. Antara lain program yang dinamai Gilo-gilo geli.

Gilo-gilo geli ini merupakan lapak jajanan yang menjual berbagai macam jajanan seperti buah-buahan, gorengan, kue, cemilan ringan, dan lain-lain.

Jajanan-jajanan tersebut merupakan jajanan yang dititipkan warga dilapak gilo-gilo geli, hal ini dilakukan untuk meningkatkan perekonomian warga di tengah pandemi.

Menurut Rochim terdapat beberapa hambatan saat melakukan program gilo-gilo geli, seperti warga banyak yang berhenti menyuplai makanan karena kurang laku dijual. Hal tersebut membuat gilo-gilo geli mengalami hambatan.

“Memang kalau jualan kadang laku kadang juga tidak, tetapi kita tetap harus konsisten berjualan” ujar Rochim kepada Joglosemarnews.

Program Gilo-gilo Geli sudah berlangsung selama 6 bulan dan kini memiliki 2 gerai. Tentu sudah banyak lika-liku yang dirasakan oleh rochim dan anggotanya tetapi rochim tetap konsisten untuk tetap maju kedepan.

Untuk program kedepan Rochim adalah bisa membuat lapak baru di setiap Rw yang ada di kelurahan Sendang Guwo dan bisa membuat Festival gilo-gilo geli yang tentunya untuk Warga kelurahan Sendang Guwo. lupita – wandani

Exit mobile version